Nama : Nurul Kartika Pradini
Kelas : 2DD03
NPM : 31209404
Mata Kuliah : Manajemen Penjualan (softskill)
1. Pengertian manajemen penjualan dari beberapa sumber
Manajemen Penjualan ala Kotler
Penjualan menurut Kotler adalah suatu proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan. Dalam praktek, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : (Swastha dan Irawan, 1990).
Prosedur Penjualan
Sejak dulu sampai sekarang penjualan masih te tap berperan paling penting diantara aktivitas lainnya. Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba. Banyak faktor selain usaha promosi termasuk segi pelayanan atau pemberian service, harga yang cocok, juga bagian pimpinan perusahaan dapat mengikuti order penjualan yang masih luas/terbuka. Maka aktivitas penjualan dapat di kronologiskan sebagai berikut :
a. Penerimaan pesanan
b. Penegasan pesanan
c. Pengiriman barang
d. Pembuatan faktur
e. Pembuatan laporan operasional penjualan
Konsep Penjualan menfokuskan pada kebutuhan penjual. Karena itu penjualan sibuk dengan kebutuhan penjual untuk mengubah produk/jasanya menjadi cash atau uang kontan. Konsep pemasaran memfokuskan pada kebutuhan pembeli. Karena itu pemasaran sibuk dengan pemikiran memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan keseluruhan barang yang berhubungan dengan penciptaan, pengantaran dan akhirnya pengkonsumsiannya.
2. Proses manajemen penjualan
Meningkatkan Proses Penjualan & Menaikkan Penjualan
Melalui penguatan proses manajemen penjualan dengan software, proses terkait akan dioperasikan, dirampingkan dan dihubungkan dengan aspek bisnis lainnya. Hal ini akan memungkinkan reaksi yang cepat terhadap kebutuhan konsumen akan kualitas barang dan proposal yang akurat, negosiasi kontrak yang cepat, pemrosesan pesanan secara efektif, penanganan secara fleksibel akan perubahan harga konsumen dan memperpendek quotationto-delivery cycles. Penyempurnaan demikian dalam proses penjualan akan jelas terlihat oleh konsumen dan sekaligus meningkatkan penjualan.
3. Tahap-tahap penjualan
Sales Process merupakan sebuah struktur yang sangat dibutuhkan oleh
sales people. Setiap orang sales harus mengetahui tahapan-tahapan dalam penjualan, hal ini akan membantunya untuk mengetahui bagian mana yang perlu dikembangkan yang berguna dalam meningkatkan hasil penjualannya.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan umum dalam penjualan : Prospecting,
Establishing Contact, Presenting a Product, Handling Rejections, Closing the Sale and Following Up.
Tidak semua sales people menguasai setiap tahapan dengan baik. Coba anda renungkan sebentar kira-kira dari seluruh tahapan dimana yang merupakan area kekuatan dan kelemahan anda?
Dengan mengetahui dimana kekuatan dan kelemahan, maka hal itu akan memudahkan Anda untuk menentukan strategi untuk pengembangan kemampuan menjual Anda.
4. Cara-cara penjualan
11 cara-cara penjualan
1. Kenali produk dan jasa anda
Kenali produk dan jasa anda luar dalam, sedetil-detilnya. Anda harus mengetahui kelemahan, kekuatan dan juga fitur-fiturnya. Penting juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi supply dan demand-nya. Semua ini penting untuk memperjelas presentasi anda, dan memberi informasi lengkap bagi orang skeptis untuk membuat keputusan pembelian. Pastilah anda akan diberi pertanyaan. Oleh karena itu, anda harus bersiap untuk mendemonstrasikan produk/jasa anda sebagai respons.
2. Kenali prospek anda
Selain mengenal produk, anda harus juga mengenal prospek anda. Berusahalah untuk mengetahui semaksimal mungkin mengenai target demografik dan prospek potensial anda. Pastikan anda berhubungan dengan pembuat keputusan. Anda harus tahu kebiasaan pembelian mereka, motivasi-motivasi mereka dalam menentukan pilihan, dan berapa lama keputusan pembelian akan memakan waktu. Anda harus paham betul bagaimana produk anda cocok dengan strategi pembelian mereka. Jika anda tahu kebiasaan mereka dalam melakukan pembelian, anda dapat menyusun strategi penjualan jangka panjang,--yang berarti pembelian berkelanjutan. Tempatkan diri anda pada posisi yang paling memungkinkan untuk mendapatkan jawaban “YA”, yaitu dengan fokus pada hal-hal yang dianggap penting oleh prospek anda.
3. Percayai kata-kata anda sendiri
Anda tidak akan pernah efektif menjual produk yang anda sendiri tidak percayai, apalagi kepada orang yang sudah skeptis dari awal. Kurangnya antusias anda akan tampak saat anda mencoba meyakinkan pembeli potensial anda. Saat anda memancarkan semangat dan antusiasme, anda dapat menerobos tembok keraguan yang telah dibuat oleh orang skeptis. Dengan tidak menunjukkan keyakinan saat anda mempresentasikan produk anda, sudah hampir dipastikan jawaban yang diperoleh adalah “TIDAK”. Jika anda beruntung dapat menjual produk yang tidak anda yakini, anda masih mendapat kerugian karena adanya resiko tidak maunya si prospek merefer produk anda ke orang lain dan hilangnya kepercayaan sang pelanggan.
4. Jelaskan secara transparan
Seringkali kita menjual dengan menggunakan kata-kata yang kuat, tetapi memberikan sedikit informasi. Contohnya, kita sering berkata “Bila anda ingin benefit-benefit ini, belilah produk saya!” Ini dilakukan dengan harapan bahwa keingin-tahuan sang prospek tentang klaim anda yang berani, sudahlah cukup untuk memutuskan mereka membeli produk anda. Pendapat bahwa bila anda memberikan terlalu banyak informasi maka justru akan membuat prospek ragu membeli, adalah pendapat yang umum tetapi salah. Bersiaplah untuk memberikan informasi sebanyak mungkin pada prospek anda untuk meyakinkan mereka membeli produk anda. Transparansi akan menghasilkan kepercayaan. Sesuatu yang tidak dimengerti oleh seseorang, selalu disambut dengan “TIDAK”. Semakin banyak informasi saat menentukan keputusan pembelian, semakin besar kemungkinan mereka akan berkata “YA”. Keuntungan lain dengan bersifat transparan, semakin banyak informasi yang anda berikan secara gratis semakin besar juga ketertarikan pada produk anda.
5. Raih kepercayaan dengan berasosiasi
Dengan mendapatkan endorsement atau testimonial, terutama dari pihak yang direspek oleh prospek anda, akan menghasilkan kepercayaan. Banyak skeptis yang membeli karena rekomendasi dari orang yang mereka respek. Berusahalah berasosiasi dengan pihak tersebut melalui kerjasama strategis, karena rekomendasi dari mereka berarti berkurangnya penolakkan dan meningkatnya penjualan.
6. Tawarkan free trial, Diskon, Insentif atau Garansi
Struktur dari penawaran anda memberikan peran penting dalam membangun kepercayaan dan mendorong prospek untuk membeli. Banyak variasi yang dapat digunakan, tetapi garansi dan insentif adalah cara yang hebat untuk mendapatkan kepercayaan dari calon pembeli. Garansi dan free-trial memberi kesempatan pada skeptis untuk mencoba produk anda sebelum menentukan apakah tawaran anda cocok untuk kebutuhan mereka. Insentif dan diskon juga taktik yang baik untuk membuat prospek merasa mendapatkan keuntungan. Seseorang selalu senang mendapatkan sesuatu secara gratis atau membeli bila tidak ada resikonya. Dengan menggaransi produk anda, anda akan mengurangi keraguan dan mendorong prospek untuk membeli. Anda juga menunjukkan bahwa anda yakin pada produk yang anda jual.
7. Bandingkan & lakukan differensiasi dengan kompetitor
Pahami sifat dari bisnis anda. Apakah bisnis anda adalah bisnis komoditi dimana yang dapat memberikan harga terendah akan menang ? Apakah kekuatan dari brand anda menjadi factor yang menentukan ? Apakah ada sesuatu yang unik dari penawaran anda ? Anda harus mengetahui kekuatan dan kelemahan kompetitor anda. Setelah anda memahami kompetitor, dan juga kebutuhan dari prospek anda, maka anda dapat menentukan “marketing angle” yang efektif.
8. Jual relationship bukan produk
Salesman terbaik bukan hanya menghasilkan penjualan tetapi juga menumbuhkan relationship dengan pelanggan. Relationship lebih bermanfaat, baik bagi anda maupun prospek anda, daripada satu kali transaksi saja (one-time transaction). Bagi anda, relationship memberi ruang bagi anda untuk mendapatkan transaksi berulang, dan juga kesempatan untuk menjual produk/jasa anda yang lain; referral yang bertambah karena anda akan mendapat akses pada jaringan dari prospek anda. Bagi skeptis/prospek, relationship akan membangun kepercayaan. Mereka akan yakin bahwa mereka tidak akan anda abaikan setelah transaksi selesai. Pada akhirnya, mereka akan membeli relationship dengan anda dan perusahaan anda, bukan dengan produk/jasa anda. Lakukan penjualan dengan paradigma seperti itu.
9. Fokus pada benefit dan nilai
Yang paling penting bagi skeptis adalah keuntungan yang akan mereka dapat. Oleh karena itu, fokuslah pada bagaimana produk/jasa anda akan menyelesaikan masalah mereka, memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka. Bila prospek anda sangat mementingkan keuntungan financial, maka presentasi anda harus berfokus pada bagaimana produk atau jasa anda dapat menghasilkan revenue atau menghemat pengeluaran mereka. Jika produk anda memuaskan suatu keinginan/desire, maka fokuslah bagaimana produk/jasa anda dapat mengisi kebutuhan emosional itu. “Emotional Selling” berbeda dengan “Bottom-Line Selling”, karena berfokus pada perasaan bukan pada ukuran financial. Ingatlah untuk selalu berfokus pada benefit yang dibutuhkan oleh calon pembeli anda. Bila tidak, skeptis akan kehilangan minat, dan anda akan kehilangan penjualan.
10. Isolasikan penolakan prospek
Dalam kehidupan dan juga bisnis, dua dari tantangan-tantangan terbesar adalah bagaimana membuat keputusan yang cerdas, serta kemudian merealisasikannya. Satu dari tujuan dasar anda sebagai salesman adalah membantu prospek membuat keputusan tersebut. Untuk itu, tanyakan dua macam pertanyaan : yang satu untuk lebih mengetahui lebih dalam mengenai prospek anda beserta kebutuhan-kebutuhannya, sedang yang lain untuk mendorong prospek anda untuk membeli. Sederetan pertanyaan yang dilakukan secara tepat akan mengisolasi penolakkan dari calon pembeli anda. Anda juga harus melakukan brainstorming mengenai berbagai kemungkinan alasan untuk tidak membeli dari anda, dan kemudian memikirkan respons yang tepat. Pertanyaan yang lain harus didesain sedemikian rupa sehingga hanya mengarah pada satu jawaban, dan jawaban tersebut harus mendorong prospek untuk setuju dengan anda.
11. Jangan kelihatan terlalu butuh
Keadaan emosional anda akan terlihat oleh skeptis /prospek anda. Jangan pernah terlihat bahwa anda butuh menjual. Semua orang akan menghindari salesman yang menjual terlalu menggebu-gebu. Sering kita terkondisikan untuk memberi atau membeli dari orang yang tidak butuh uang kita. Prinsip inilah yang lebih mendorong kita untuk memberikan uang Rp 500,- kepada orang kaya untuk menelpon saat dia tidak punya uang kecil, daripada kepada gelandangan yang meminta hal serupa. Oleh karena itu, penting bagi anda untuk beroperasi dengan paradigma “berkecukupan”. Pahami bahwa selalu ada kesempatan penjualan yang lebih besar, sehingga anda tidak harus terlalu menuntut/menggebu-gebu pada penjualan kali ini. Keyakinan anda akan tampak oleh prospek anda, dan itu akan lebih mendorong mereka untuk membeli dari anda.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan
Dalam praktik, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual
Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat meyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjual yang diharapkan untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni :
a. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan.
b. Harga produk.
c. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan dan garansi
2. Kondisi Pasar
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.
Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah :
a. Jenis pasarnya
b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
c. Daya belinya
d. Frekuensi pembelian
e. Keinginan dan kebutuhan
3. Modal
Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti : alat transportasi, tempat peragaan baik didalam perusahaan maupun diluar perusahaan, usaha promosi dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ ahli dibidang penjualan.
5. Faktor lain
Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikt. Bagi perusahaan yang bermodal kuat kampanye pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya diperlukan sejumlah data yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil kegiatan ini lebih jarang dilakukan. Ada pengusaha yang berpegangan pada suatu prinsip bahwa ”paling penting membuat barang yang baik”. Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkanpembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. Namun sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli harus dirangsang daya tariknya misalnya dengan memberi bungkus yang menarik atau dengan cara promosi lainnya.