Jumat, 29 Juni 2012

TUGAS SOFTSKILL

Nama : Nurul Kartika Pradini Kelas : 3DD03 NPM : 31209404 Mata kuliah : Manajemen Ritel Dosen : Jhon Hendri. SE. MM Materi 1 1.Perencanaan dan manajemen ritel 1)Gambaran umum mengenai manajemen ritel Definisi Manajemen Menurut Alex. S. Nitisemito (1992:9) manajemen adalah ilmu dan seni untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain. Menurut Malatu S.P. Hasibuan (1995:9) manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu Meskipun banyak difinisi yang dirumuskan, tetapi semua definisi tersebut mengacu pada satu pengertian yaitu manajemn merupakan suatu seni atau suatu proses perencanaan, pengorganisasian. Pergerakan dan pengendalian atas sumber-sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang di tetapkan. Definisi Retail Menurut berman dan evans (2001:3) adalah “retail consists of the business activities involved in selling goods and services to consumers for their personal, family, or household use” Pengertian dari pernyataan diatas adalah Retail terdiri atas aktivitas-aktivitas bisnis yang terlibat dalam menjual barang dan jasa kepada konsumen untuk kepentingan sendiri, keluarga maupun rumah tangga. Dari definisi diatas bias dikatakan bahwa bisnis retail terdiri dari beberapa aktivitas yang saling mendukung dan mempengaruhi sehingga terjadi kegiatan perdagangan antara pedagang dan konsumen, Jadi bisnis retail tidak bisa terdiri dari satu kegiatan saja. Setelah mengetahui definisi Manajemen dan Retail maka bisa dirumuskan manajemen retail adalah pengaturan keseluruhan factor-faktor yang berpengruh dalam perdagangan retail, yaitu perdagangan langsung barang dan jasa kepada konsumen. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam bisnis retail adalah place, price, product, dan promotion yang dikenal sebagai 4P. Strategi manajemen ritel Strategi retail (ritel) menekankan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Strategi ritel (retail) meliputi penentuan target pasar, sifat barang dan jasa yang ditawarkan,dan bagaimanarit el memperoleh keuntungan jangkan panjang dari para pesaingnya. Bagian kebutuhanstrategi dalam strategi retail (ritel) antara lainstrategi pasar,strategi keuangan, strategilokasi, struktur organisasidan sumber daya manusia. Aspek pemasaran dalam ritel, meliput i: 1.Definisi strategi pemasaran retail (ritel) 2.Pemahaman terhadap target pasar bila dikaitkan dengan pilihan terhadap format retail (ritel) 3.Bagaimana retail (ritel) dapat membangun strategi keunggulan bersaing yang berkelanjutan 4.Tahapan dalam mengembangkan strategi pemasaran retail (ritel) Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia dalam retail (ritel), meliputi : Alasan mengapa manajemen SDM mempunyai peranan penting membentuk sebuahbisnis atau organisasi retail (ritel) Bagaimana retail (ritel) membuat keuntungan yang kompetitif dan mendukung, dengan cara mengembangkan dan mengelola SDM Bagaimanarit el mengkoordinasi aktivitas para karyawan dan memotivasi mereka mencapai tujuan Program-program manajemen SDM untuk membangun komitmen kerja Bagaimana dan mengaparit el mangatur perbedaan antarkaryawan Aspek Keuangan dalam retail (ritel), meliputi : Bagaimana strategi retail (ritel) direfleksikan dalam tujuan keuangan Bagaimanaritel menggunakan alat-alat dan metode untuk mengevaluasi kinerjanya Bagaimana model strategis keuntungan dapat digunakan Aspek pemilihan lokasi dalam area perdagangan retail (ritel), meliputi : a.Tipe Lokasi yang memungkinkan oleh retail b.Mengevaluasi keunggulan relatif dari setiap area perdagangan yang dipilih. c.Tipe lokasi perdagangan yang memungkinkan untuk tumbuh d.Jenis lokasi yang ada e.Alasan mengapa suaturit el tetap berlokasi disuatu tempat tertentu meskipun ada retail (ritel) lain berlokasi ditempat berbeda f.Keuntungan relatif yang didapat dari sebuah tipe lokas g.Tipe lokasi yang cocok bagi retail (ritel) h.Tipe lokasi yang kurang diminati i.Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan oleh peritel dalam memilih lokasi Aspek Sistem Informasi dan Manajemen, meliputi : 1.Keunggulan strategis yang diperoleh melalui manajemen rantai pemasok 2.Bagaimana barang daganan dan informasi mengalir dari vendor ke retail (ritel) ke pelanggan dan kembali 3.Perkembangan informasi dan teknologi yang bisa memudahkan komunikasi antara vendor denganritel( retail) 4.Sistem pengiriman respons cepat Manajemen Hubungan Pelanggan ( Customer Relationship Management) Meliputi : a.Pengertian manajemen hubungan pelanggan b.Peran Customer Relationship Management sebagai strategi membangun kesetiaan pelanggan c.Implementasi program Customer Relationship Management dalam bisnis retail (ritel) 2)Proses Perencanaan dan Manejemen Ritel Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tinsdakan. Perencanaan diperlukan dalam setiap jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan dimasyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Batasan Perencanaan Menurut Newman perencanaan (planning) is deciding in advance what is to be done. Sedangkan menurut A.Allen planning is the determination of a course of action to achieve a desired result. Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what) siapa (Who) kapan (When) dimana (When) mengapa (why) dan bagaimana (How) jadi perencanaan, yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan. Unsur-unsur Perencanaan Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu : a.Tindakan apa yang harus dikerjakan b.Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan c.Dimana tindakan tersebut dilakukan d.Kapan tindakan tersebut dilakukan e.Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut f.Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut. Proses Pembuatan Rencana : a.Menetapkan tugas dan tujuan b.Observasi dan analisa c.Mengadakan kemungkinan-kemungkinan d.Membuat sintesa Management Bay Objective ( MBO ) Pertama kali diperkenalkan oleh Peter Drucker dalam bukunya The Practice of Management pada tahun 1954. Management by objective dapat juga disebut sebagai manajemen berdasarkan sasaran, manajemen berdasarkan hasil (Management by Result), Goals management, Work planning and review dan lain sebagainya yang pada intinya sama. Pertama dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai dilanjutkan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan sampai selesai baru diadakan peninjauan kembali atas pekerjaan yang telah dilakukan. Kegiatan MBO singkatan dari management by objective yaitu proses partisipasi yang melibatkan bawahan dan para manajer dalam setiap tingkatan organisasi yang dirumuskan dengan bentuk misi atau sasaran, yang dapat diukur dimana penggunaan ukuran ini sebagai pedoman bagi pengoperasian satuan kerja. Sistem Management By Objective Yang Efektif a.Adanya komitmen para manajer tujuan pribadi dan organisasi b.Penetapan tujuan manajemen puncak yang dinyatakan dalam nilai tertentu yang dapat diukur, c.Tujuan perseorangan d.Perlunya partisipasi semua pihak e.Otonomi dan implementasi rencana6. Peninjauan kembali prestasi yang dilakukan secara periodik terhadap kemajuan tujuan. 3)Sistem Informasi Manajemen Ritel (SIM RITEL) Menggunakan pendekatan yang berbasis pada pemanfaatan teknologi Dalam perdagangan eceran atau ritel dimana arus data barang dagangan dan uang berputar sangat cepat diperlukan pengendalian dan pengawasan yang baik. Salah satu bentuk pengendalian dan pengawasan tersebut adalah dengan melakukan pencatatan data yang tertib dan teratur, serta penyuguhan informasi dalam bentuk sistem pelaporan yang tepat waktu dan akurat sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi setiap keputusan yang akan diambil. Sistem Informasi Ritel (SIM Ritel) adalah suatu sistem informasi yang dikembangkan dengan terpadu peralatan sistem mekanisasi pengolah data sebagai penyedia informasi untuk menunjang semua aspek kegiatan yang berhubungan dengan operasional, manajemen, analisis maupun dalam hal pembuatan keputusan. Secara umum struktur SIM Ritel tidak berbeda dengan Sistem Informasi Manajemen lainnya, meliputi : a.Tingkatan informasi untuk proses transaksi, dalam hal ini fungsinya adalah sebagai inquiry response. Tingkatan ini biasanya menjadi tanggung jawab dari staff atau clerk. b.Tingkatan informasi untuk perencanaan operasional, pengendalian dan pengambilan keputusan. Informasi yang berkaitan dengan kegiatan operasional setiap harinya dibutuhkan oleh Lower Management yang berada pada tingkatan ini untuk pengambilan keputusan. c.Tingkatan informasi untuk perencanaan taktis dan pengambilan keputusan. Pada tingkatan ini Middle Management membutuhkan informasi yang datangnya dari tingkat perencanaan operasional maupun informasi dari luar lingkungan perusahan seperti informasi tentang pesaing. Informasi tersebut nantinya akan menjadi dasar pembuatan rencana taktis perusahaan contohnya pembuatan anggaran maupun pengambilan keputusan seperti penentuan jenis dan harga barang. d.Tingkatan informasi untuk perencanaan strategik, kebijakan dan pengambilan keputusan. Tujuan dan arah perusahaan ditentukan oleh Top Management. Karena itu informasi yang berkaitan dengan kinerja perusahaan dan keadaan lingkungan luar perusahaan perlu dimiliki oleh tingkat ini demi kemajuan perusahaan. Elemen-elmen SIM Ritel Untuk membangun suatu Sistem Informasi Ritel dibutuhkan beberapa elemen, meliputi : 1.Perangkat Keras 2.Perangkat Lunak 3.Database 4.Manual Procedur 5.Petugas pengoperasian sistem Elemen-elemen di atas kemudian tersusun ke dalam suatu sistem konfigurasi yang merupakan rangkaian perangkat keras dan lunak yang dirancang serta disusun secara terpadu dalam suatu sistem, sehingga sistem tersebut dapat berjalan sesuai yang dibutuhkan. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam sistem konfigurasi diantaranya, adalah : 1.skala usaha 2.aplikasi SIM 3.volume data 4.frekuensi data 5.kecepatan data 6.keamanan data Untuk membangun Sistem Informasi Ritel ada beberapa alternatif sistem teknologi, diantaranya : 1.Teknologi Electronic Cash Register System 2.Teknologi PC-based POS System Alternatif sistem teknologi di atas dapat dikombinasikan menjadi beberapa konfigurasi diantaranya : 1.Stand Alone 2.Register to Register System (Master to Slave System – POS LAN) 3.Register to Register to PC System ( Mater-Slave System to Cluster System) 4.Register to PC Communication System (Master-Slave POS LAN Communication System / POS WAN) Tahapan pengembangan Sistem Informasi Berikut ini akan dijelaskan tahapan pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Ritel : 1.Menentukan Jenis dan Skala Usaha 2.Menentukan Lingkup dan Prioritas Sistem Informasi yang dibutuhkan 3.Menentukan Besarnya Volume Data yang akan diproses 4.Menentukan Besarnya Frekuensi Transaksi Data yang akan diproses 5.Menentukan Jenis dan Jumlah Peralatan Mekanisasi yang dibutuhkan 6.Menentukan format Struktur Database 7.Menentukan Jenis dan Format Laporan / Informasi yang dibutuhkan 8.Menentukan Jadual Pengembangan Program-program Aplikasi SIM 9.Menentukan Jadual Pelatihan dan Implementasi 10.Evaluasi Dalam Sistem Informasi Ritel identifikasi barang memegang peran yang sangat penting. Mulai dari Jenis barangnya, merk barang, produsen, sampai harga. Untuk memudahkan identifikasi tersebut, biasanya setiap barang dibuat kodenya sesuai dengan kelompok jenisnya. Materi 2 2.Perencanaan dan strategi manajemen ritel 1)Saluran pemasaran Banyak produsen yang membuat suatu produk tidak menjual secara langsung produknya kepada konsumen akhir (end user), pertimbangan biaya distribusi biasanya menjadi faktor utama perusahaan memilih tidak mendistribusikanya sendirian ke konsumen akhir terutama untuk wilayah pemasaran yang belum tercover oleh perusahaan. Diantara produsen dan konsumen ada sekelompok perantara yang menyalurkan produk diantara mereka. Perantara ini sering disebut dengan saluran pemasaran. Saluran pemsaran adalah organisasi-organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk dan jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. Perangkat ini lah yang menjadi alur lintas produk dari produsen ke konsumen setelah diproduksi. Perantara pemasaran produk ini bermacam macam dan biasanya bertigkat. Untuk tingkat pertama biasanya di tempati perwakilan wilayah yang biasanya perusahaan sendiri menanganinya. Kemuadian ada agen tunggal yang mencangkup daerah pemasaran lebih kecil. Perlu diingat agen juga merupakan perwakilan perusahaan juga karena bisa bertindak atas nama perusahaan Selanjutnya biasanya disusul oleh pedagang biasa yang menjual tidak hanya satu produk perusahaan. Di tingkat ini bisanya sudah sampai ke konsumen akhir tetapi ada juga yang disalurkan ke tingkat yang lebih kecil lagi seperti warung –warung yang kemudian bisa dipakai langsung oleh konsumen akhir. Selain perantara distribusi ada satu lagi perantara penting walaupun tidak melakukan penjualan langsung namun punya andil dalam menyampaikan barang ke konsumen yaitu fasilitator seperti agen iklan, distributor, bank dan lain –lain. Keputusan memilih saluran pemasran adalah salah satu keputusan penting dalam pemasaran. Saluran pemasaran salah satu yang mementukan keputusan pemasaran yang lainnya seperti dalam hal penetapan harga produk (pricing) sangat ditentukan keputusan ini. Ketika perusahaan memilih memasarkan di toko terbatas pasti harganya pun tinggi karena ada nilai eksklusifitas. Berbeda ketika perusahaan memasarkan di toko secara massal pasti harganya pun lebih murah Perlu diingat juga saluran pemasaran tidak hanya melayani pasar tetapi juga menciptakan pasar. Strategi Saluran Pemasaran Menurut Kottler (2006) dalam bukunya manajemen pemasaran mengemukakan ada dua strategi yang sering digunakan perusahaan dalam mengelola saluran pemasaran terutama dalam penciptaan saluran pemasaran baru, yaitu strategi dorong dan strategi tarik. Pemakaian strategi ini tergantung keputusan perusahaan terutama tergantung popularitas produk perusahaan tersebut. Strategi dorong dalam pelaksanaanya adalah mencoba membujuk perantara agar mau memasarkan produknya dengan memberikan fasilitas fasilitas tertentu misal potongan yang tinggi dalam pembelian produk. Strategi ini cocok dilakukan untuk produk yang loyalitas mereknya masih rendah dan pilihan merek dilakukan ditoko. Strategi ini cocok untuk produk baru yang mempunyai dana promosi terbatas, sehingga mencoba menggunakan salauran pemasaran yang sudah berpengalaman dalam memasarkan berbagai produk. Strategi tarik dalam pelaksanaanya adalah dengan cara perusahaan membangun positioning produk melalui promosi ke konsumen seperti iklan media cetak, elektronik atau melalui even even. Sehingga dengan fokus kepada promosi akan membuat konsumen tertarik untuk mencoba. Permintaan konsumen terhadap produk yang diiklankan biasanya menarik banyak perusahaan ingin menjadi agen atau salah satu saluran pemasaranya. Apabila sudah demikian perusahaan akan mempunyai daya tawar terhadap perantara. Karena banyaknya calon agen yang mengajukan sebagai perntara produk, membuat perusahaan bisa memilih calon agen yang mempunyai cakupan wilayah pemasaran yang luas seingga produk akancepat menyebar. Jadi bedanya, strategi ini dengan strategi dorong adalah permintaan menyalurkan produk berasal dari perantara sendiri sebagai dampak dari permintaan konsumen terhadap produk. Peran Saluran Pemasaran Ada beberapa hal yang mendorong perusahaan membuat keputusan mendelegasikan sebagian tugas penjualanya kepada perantara. Namun perusahaan mendapatkan keuntungan dari keputusan tersebut, yakni : Banyak produsen tidak memiliki sumberdaya keuangan untuk melakukan pemasaran langsung sehingga hanya bisa fokus ke produksi. Para produsen yang memang mendirikan saluranya sendiri sering dapat memperoleh laba yang lebih besar dengan meningkatkan investasinya dalam bisnis utamanya dari pada mengeluarkan biaya untuk pemasaran produknya. Dalam beberapa kasus pemasaran langsung sama sekali tidak dapat dilakukan menjual secara eceran langsung ke konsumen. Tingkat Saluran Produsen dan konsumen memang bagian utama dari saluran pemasaran. Namun kita perlu mengetahui jumlah perantara produk hingga sampai ke konsumen sehingga dapat ditentukan tingkat saluranya. Menurut kotler ada dua jenis saluran pemasaran dengan masing masing empat tingkatan saluran yaitu : 1.Saluran Pemasaran Konsumen yang memiliki empat tingkatan yaitu tingkat nol, tingkat satu, tingkat dua, tingkat tiga. 2.Saluran Pemasaran Industri yang memiliki empat tingkatan yaitu tingkat nol, satu,dua dan tiga. Sumber : Manajemen Pemasaran (Kotler:2006) Strategi Distribusi Strategi distribusi adalah hal yang perlu dipikirkan secara tepat sesuai dengan tujuan perushaan mengenai produknya. Apakah akan dijual eksklusif atau dijual masal dengan harga rendah. Berikut tiga strategi distribusi yang sering digunakan perusahaan dalam mendistribusikan produknya. Distribusi Eksklusif Strategi ini dalam prakteknya adalah dengan membatasi perantara produk demi menjaga eksklusifitas produk dan menjaga harga produk agar tetap tinggi. Biasanya ada perjanjian eksklusif antara produsen dan perantara utama sebagai pemegang lisensi. Sistem penjualan nya pun sangat menjaga citra produk agar harga produk tidak turun. Distribusi Selektif Strategi ini dengan menggunakan beberapa perantara yang mempunyai jangkauan pemasaran luas sehingga perusahaan tidak perlu mendirikan gerai dimana mana karena akan berakibat tidak efisien dan akan menurunkan harga. Distribusi Intensif Strategi ini menggunakan banyak perantara dalam pemasaran produk dari produsen. Pendirian banyak gerai menjadi strategi utama dalam meningkatkan penjualan produk. Konsekuensi bagi perusahaan yang memakai strategi ini harus menerima resiko perang harga antar gerai karena tiap gerai saling berkompetisi mendapatkan pelanggan dengan produk yang sama. Syarat dan Tanggung Jawab Anggota Saluran Setiap perjanjian lisensi pasti ada persyaratan dan tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh pemegang lisensi jika ingin memasarkan produk produsen. Elemen utama dalam bauran hubungan dagang adalah kebijakan harga, syarat penjualan, hakteritorial, dan jasa jasa tertentu yang harus dilaksanakan kedua belah pihak. 1.Kebijakan harga dalam hal tingkatan diskon tiap perantara untuk memberikan laba kepada perantara. 2.Syarat penjualan untuk mempermudah perantara dalam menjual produk seperti syarat pembayaran, diskon tunai dan retur produk cacat. 3.Hak teritorial untuk memberikan keleluasaan perantara memasarkan produknya disuatu wilayah tanpa ada pesaing lain. 4.Layanan dan tanggung jawab dimana saling mengikat kedua belah pihak seperti perantara harus mengikuti standar pelayanan produsen, memenuhi target dan sebaliknya produsen mendukung perantara melalui even-even promosi. Keputusan Manajemen saluran Setelah perusahaan memilih saluran produknya, selanjutnya perusahaan harus memilih, melatih, memotivasi, dan mengevaluasi anggota saluran yang menjadi perantaranya : 1.Memilih anggota saluran Dalam menyeleksi anggota salurannya perusahaan harus menetapkan kriteria-kriteria khusus yang membedakan perantara yang lebih baik. Kriteria itu misalnya dalam hal cakupan pemasaran, keuangan, tempat, pelayanan, dan lamanya berkecimpung di dunia bisnis. 2.Melatih anggota saluran Sebelum perusahaan perantara memasarkan produk produsen sebaiknya produsen memberikan pelatihan kepada perusahaan perantara mengenai cara pemakaian, standar pelayanan, promosi, dan lain-lain. Tujuannya untuk menjaga citra produk dimata konsumen. 3.Memotivasi anggota saluran Untuk meningkatkan motivasi anggota saluran, produsen perlu memberikan berbagai rangsangan dalam berbagai hal misalnya memberikan diskon atas pencapaian target atau lewat dukungan promosi, hadiah, dan lain-lain. 4.Mengevaluasi anggota saluran Untuk menilai kinerja pemasaran apakah optimal atau tidak, harus dilakukan evaluasi terhadap anggota saluran. Untuk evaluasinya sendiri, produsen dapat membandingkan kinerja aktual anggota saluran dengan standar-standar dari perusahaan seperti dalam hal pencapaian target penjualan. 5.Mengubah susunan saluran Hasil evaluasi perlu dianalisis lebih lanjut untuk membuat keputusan diteruskan tidaknya saluran pemasaran yang dijalankan apabila kinerja saluran pemasaran dinilai kurang optimal dalam hal ini pencapaian laba, perusahaan perlu mempertimbangkan kembali. Sistem dan Integrasi Saluran Saluran ditribusi berkembang sangat pesat dengan berbgai sistem pemasaran berbeda. Ada tiga sistem pemasaran yang dikenal saat ini yaitu : 1.Sistem pemasaran vertikal Dalam praktiknya sistem ini merupakan sistem kesatuan usaha secara vertikal dari mulai produsen, pedagang besar, dan pengecer dimana semua anggota saluran menyatu untuk memasarkan produk dengan kerjasama yang sangat rapih dari mulai produsen hingga barang sampai ke konsumen. 2.Sistem pemasaran Horizontal Sistem ini merupakan sistem gabungan perusahaan yang tidak berhubungan yang melakukan kerjasama untuk memanfaatkan peluang pasar. Misalnya kerjasama dengan bank dalam hal transaksi atau pembayaran produk. 3.Sistem Pemasaran Multi Saluran Sistem ini merupakan sistem yang melayani berbagai segmen pelanggan. Perusahaan dikatakan memakai sistem ini apabila menggunakan dua atau lebih saluran pemasaran untuk melayani berbagai segmen pelanggan. Konflik Kerjasama dan Persaingan Dalam perjalanannya hubungan produsen dengan perantara tidak selalu berjalan mulus. Konflik antara kedua belah pihak sering terjadi dalam berbagai hal misalnya dalam hal ketidaksesuaian tujuan, peran dan hak yang tidak jelas, perbedaan persepsi, harga, promosi, pencapaian target, dan lain-lain. Dengan adanya risiko konflik seperti ini perusahaan harus bisa mengelola konflik saluran agar tidak berujung negatif dan merugikan perusahaan misalnya dengan mengadakan pertemuan kedua belah pihak untuk saling memberikan masukan yang konstruktif. 2)Perilaku konsumen Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen : a.Pendekatan interpretif Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya. b.Pendekatan tradisional Pendekatan yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen. c.Sains marketing Pendekatan yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis. Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut. Teori perilaku konsumen 1.Teori nilai guna kardinal Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. 2.Teori nilai guna ordinal Kegunaan suatu barang dan jasa tidak dapat dihitung, hanya dapat dibandingkan. 3)Perilaku pesaing Pelanggan adalah pihak yang memaksimumkan nilai, mereka membentuk harapan akan nilai dan bertindak berdasarkan itu. Pembeli akan membeli dari perusahaan yang memberikan nilai pelanggan tertinggi, yang didefinisikan sebagai selisih/rasio antara total manfaat pelanggan dan total biaya pelanggan. Hal ini berarti bahwa para penjual harus menentukan total manfaat pelanggan dan total biaya bagi pelanggan yang ditawarkan oleh masing-masing pesaing untuk mengetahui bagaimana posisi tawaran mereka sendiri. Para penjual yang berada pada posisi yang kurang menguntungkan dari segi nilai yang diberikan dapat mencoba untuk meningkatkan total manfaat pelanggan atau mengurangi total biaya pelanggan. Pilihan pertama memerlukan peningkatan manfaat produk, pelayanan staf, dan atau citra yang ditawarkan. Pilihan kedua memerlukan pengurangan biaya pengorbanan dari pelanggan di mana penjual dapat mengurangi harganya, menyederhanakan proses pemasaran dan pengirimannya, atau menyerap sebagian risiko pembeli dan menawarkan garansi. Untuk menghadapi persaingan dan mendapatkan hasil bisnis berupa kemampulabaan, pertumbuhan, dan nilai bagi pemegang saham maka tahap pertama yang perlu dilakukan oleh perusahaan–perusahaan adalah memahami tuntutan pelanggan serta perancangan dan pengendalian kualitas yang efektif (Gale. 1994:19; Daniels, 2000). Dengan pemahaman terhadap kebutuhan pelanggan yang dipadukan dengan perancangan dan pengendalian kualitas yang efektif, maka akan diperoleh kualitas yang superior pada aspek–aspek yang berarti bagi pelanggan. 4)Lingkungan sosial, ekonomi dan teknologi Pengertian Kebudayaan Secara etimologi kebudayaan berasal dari beberapa bahasa, yang pertama berasal dari bahasa Sansakerta, buddayah budhi yang berarti budi atau akal dalam bahasa Inggris budaya berasal dari kata Culture, dalam bahasa Belanda berasala dari bahasa cultuur, dan dalam bahasa latin berasal dari kata colera, yang kemudian berkembang artinta menjadi segala daya dan aktifitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. a.Kebudayaan (kebudayaan material) : Kemampuan manusia untuk menghasilkan benda b.Rasa, (agama, ideologi, kebatinan kesenian ekspresi jiwa manusia, nilai social dan norma sosial). c.Cipta merupakan kemapuan mental dan berfikir menghasilkan ilmu pengetahuan. Unsur-unsur budaya dapat diklasifikasikan sebagai barikut : a.Items , unsur paling kecil dalam budaya b.Traits, gabungan beberapa unsur terkecil c.Kompleks budaya, gabungan dari items dan traits d.Aktivitas budaya, gabungan beberapa kompleks budaya. Sistem kebudayaan akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang berbeda, jenis kebudayaan dikelompokan menjadi 2, yaitu : a.Kebudayaan Material Berupa hasil cipta, karsa yang berwujud benda, barang, alat pengolahan alam seperti gedung, pabrik, jalan, dan rumah. b.Kebudayaan Non Material Hasil cipta karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan kebudayaan non material antara lain : Cara (usage) Volkways (norma kelajiman/ kebiasaan) Mores (norma tata kelakuan/ norma kesusilaan) Norma adat istiadat (custom) Norma hukum (laws) Mode (fashion) Pengertian lingkungan hidup Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan sebagainya. Manusia hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahkluk lain yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahkluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada hewan dan tumbuhan. Dari manakah kita mendapat oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, hewan dan jasad renik akan dapat melangsungkan kehidupannya seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia. Karena itu anggapan bahwa manusia adalah mahkluk yang paling berkuasa sebenarnya tidak benar. Seharusnya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan mahkluk hidup yang lain untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup mereka. Secara umum di masyarakat sering disebut istilah “lingkungan hidup” cukup dengan “lingkungan saja”. Anda tentu bertanya apa sih yang dimaksud dengan lingkungan hidup? Lingkungan hidup adalah suatu sistem komplek yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan hidup itu terdiri dari 2 komponen, yaitu : a.Komponen abiotik yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya, matahari dansebagainya. b.Komponen biotik yaitu terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia. Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme. Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Perbincangan tentang lingkungan pada dasarnya adalah perbincangan tentang mutu lingkungan. Namun dalam perbincangan itu apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidak jelas. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan misalnya pencemaran, erosi, dan banjir. Kualitas lingkungan hidup dibedakan menjadi 3, yaitu : a.Lingkungan biofisik lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang. b.Lingkungan sosial ekonomi lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya. c.Lingkungan budaya segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya. 5)Lingkungan secara umum Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu 6)Penyusunan rencana strategis Seorang pengelola toko tentu akan selalu memikirkan bagaimana caranya agar barang-barang dagangannya dapat terjual secara optimal dan memperoleh keuntungan yang cukup signifikan. Agar hal ini dapat tercapai, tentunya diperlukan strategi-strategi tertentu sehingga tujuan pengelola toko dapat tercapai. Ada 5 bentuk promosi masing-masing bentuk memiliki kekhususan sendiri yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari took, yaitu : 1.Personal selling Bentuk promosi produk secara langsung kepada calon pembeli yang dianggap potensial oleh suatu perusahaan. Teknis pelaksanaannya dapat melalui tatap muka pada tempat-tempat yang dianggap representatif atau dapat dilakukan melalui telepon, atau mendatangi langsung calon pembeli tersebut. Bentuk promosi ini dapat dikatakan bentuk yang relatif lebih banyak membutuhkan biaya jika dibandingkan bentuk promosi lainnya sehingga bagi suatu toko berskala kecil dan menengah, bentuk promosi ini kurang cocok untuk diterapkan. 2.Advertising Suatu media komunikasi yang bersifat massal dimana suatu sponsor telah menerima sejumlah pembayaran tertentu. Bentuk paling umum yang dapat ditemukan untuk jenis ini yaitu pada televisi dan radio atau pada media cetak (majalah dan surat kabar). Alternatif bentuk lainnya dapat berupa direct mail, atau melalui billboards dan juga buku telepon (halaman kuning). Bentuk promosi jenis ini bagi toko berskala kecil dan menengah dapat diterapkan dalam bentuk direct mail sederhana misalnya pengiriman brosur perkenalan mengenai toko ke rumah-rumah yang relative dekat dengan lokasi toko oleh lebih dari satu orang kurir, atau bentuk lainnya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan toko tersebut. 3.Sales promotion Suatu aktivitas yang dibuat sedemikian rupa untuk menjadi pelengkap advertising dan sekaligus sebagai media yang dapat memudahkan personnal selling. Kegiatan ini dibiayai oleh sponsor dan kadangkala diberikan insentif tertentu untuk lebih menggairahkan penjualan. Kebanyakan sales promotions yang dilakukan langsung ditujukan pada calon pembeli. Hal ini semata-mata untuk lebih mendorong para distributor untuk lebih meningkatkan volume penjualan. Beberapa aktivitas yang termasuk sales promotions diantaranya yaitu pameran dagang, display barang dalam toko dengan tata letak yang menarik, potongan harga, pemberian sample secara cuma-cuma, serta pemberian kupon undian berhadiah. Aktivitas yang relatif dapat diterapkan pada toko terutama yang berskala kecil dan menengah antara lain, adalah pengaturan tata letak yang menarik, potongan harga pada produk-produk tertentu di toko serta pemberian kupon undian berhadiah. Potongan harga ini tentunya telah memperhitungkan berbagai aspek terutama aspek pembiayaan. Begitu pula dengan kupon undian berhadiah, hadiah yang disediakan umumnya dapat diperoleh melalui kerjasama dengan perusahaan rekanan tertentu sehingga unsur biaya dapat ditekan. Aktivitas lainnya dapat diterapkan melalui kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait. 4.Public relations Memiliki ruang lingkup yang lebih luas dan lebih mengarah ke pembentukan opini bagi perusahaan dan produk yang dihasilkan. Bentuk promosi ini sangat berbeda dengan advertising dan personal selling yaitu tidak ada pesan spesifik mengenai penjualan produk. Target konsumen bisa para pemegang saham, badan usaha milik pemerintah atau kelompok-kelompok usaha tertentu. Public relations dapat berupa newsletter (semacam media cetak nonformal yang beredar terbatas di ruang lingkup usaha atau kegiatan tertentu), annual reports (laporan tahunan), aktivitas lobbying, atau menjadi sponsor untuk suatu acara yang bersifat amal. Bagi toko yang sudah mapan, berada pada skala yang dapat dikatakan besar atau bahkan sudah merupakan bisnis eceran yang sesungguhnya seperti hypermarket, bentuk promosi ini dapat menjadi alternatif yang cukup potensial untuk memberi image bagi konsumen. 5.Publicity Bentuk khusus dari public relations dimana intinya adalah terdapat berita atau perkembangan terbaru dari suatu perusahaan atau produk. Berbeda dengan advertising, pada publicity perusahaan atau suatu organisasi tidak perlu mengeluarkan biaya atas pernyataan atau berita yang disampaikan di suatu media sehingga akibatnya perusahaan atau organisasi tersebut tidak mempunyai hak kontrol. Namun karena bentuknya merupakan berita maka publicity memiliki kredibilitas yang lebih jika dibanding dengan advertising. Tentunya perusahaan atau organisasi menginginkan publicity yang baik atau bersifat positif. Sama seperti pada public relations, publicity dapat diterapkan pada tingkat bisnis eceran yang sudah mapan. Materi 3 3.Metode Operasi Ritel 1)Ritel dalam bentuk toko Bisnis Indomaret Waralaba Indomaret merupakan salah satu waralaba ritel terbesar di Indonesia hampir disudut jalan maupun perkantoran waralaba Indomaret sangat mudah kita jumpai. Bisnis waralaba Indomaret  yang  berkembang dengan pesat ini hingga saat ini sudah ada kurang lebih 5000 toko yang tersebar di tanah air.  40% merupakan toko terwaralaba terbesar di pulau Jawa , Bali dan Sumatera. Indomaret dengan moto ”Mudah & Hemat” melakukan  banyak inovasi antara lain menerbitkan Indomaret Card sebagai alamat pembayaran maupun pengembangan pelayanan seperti adanya penjualan tiket kereta api, Western Union, T Cash dan sebagainya sebagai bisnis ritel terbesar sudah tentu banyak dari kita yang ingin berkesempatan berbisnis seperti Indomaret. Hal terpenting sebelum kita berbisnis dengan konsep waralaba adalah apakah kita sudah benar-benar mastery dalam bidang yang akan kita waralabakan selain itu apakah bisnis yang akan kita waralabakan mempunyai kriteria yang harus di penuhi untuk menjadi bisnis waralaba antara lain: 1.Apakah bisnis kita mempunyai nilai keunikan yang dapat menjadi nilai jual bisnis kita. 2.Apakah bisnis kita sudah memiliki standarisasi baik pada produknya maupun manajemennya. 3.Apakah bisnis kita sudah menghasilkan keuntungan dengan dibuktikan lama berjalan bisnisnya  5 tahun. 4.Apakah bisnis kita bisa kita ajarkan atau transferbility kepada orang lain. 2)Ritel dalam bentuk bukan toko No Waralaba Non waralaba/independen 1. Toko retail yang dibangun atas kontrak kerja,system bagi hasil antara terwaralaba. perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari  HAKI atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa Pengecer independent adalah pengecer yang dimiliki oleh seseorang atau suatu kemitraan dan tidak dioperasikan sebagai bagian dari lembaga eceran yang lebih besar. Tidak mempunyai HAKI. 2. Toko dengan skala besar, toko pengecer yang besar dan memeiliki banyak jenis produk yang dijual. toko dengan skala kecil, menjual bermacam barang dan dimiliki seorang individu. 3. Tingkat pelayanan yang disediakan oleh pengercer dapat diklasifikasikan sepanjang suatu rangkaian dari pelayanan penuh (full service) sampai pelayanan sendiri (self service). Tingkat pelayana tidak dapat diklasifikasikan sepanjang tahun dari pelayanan penuh maupun pelayanan sendiri. 4. Harga dalam toko berwaralaba cenderung lebih tinggi daripada harga yang ditawarkan di toko independen. Harga merupakan cara untuk memposisikan toko-toko eceran. Toko diskon, factory outlet dan pengecer obral adalah toko yang menggunakan harga rendah. 5. Produk yang dipasarkan lebih beragam dan bervariasi. Karena modal yang dikeluarkan untuk pertama kali scukup besar. Produk yang dipasarkan kurang beragam, hanya terfokus untuk beberapa macam produk saja. Dan modal yang dikeluarkan pun tidak terlalu besar disbanding dengan toko waralaba. Persamaan toko waralaba dengan toko independent : 1. Sama-sama menawarkan dan menjual barang atau jasa untuk konsumen. 2. Sama-sama bergerak di jasa perdagangan. 3. Sama-sama mempunyai wilayah atau area untuk melakukan aktivitas jual-beli. 3)Ritel Waralaba Bisnis waralaba adalah bisnis yang menggiurkan saat ini. Mungkin jika sosialisasi waralaba digelar sejak Indonesia merdeka, boleh jadi pada tahunnya, Presiden Soekarno juga akan ikut beropini tentang waralaba atau bahkan ikut aktif di dalamnya. Secara sederhana diurai bahwa bisnis waralaba adalah bisnis yang memungkinkan membumikan cabang usaha dimanapun dengan investasi (modal) yang disokong pihak lain. Pemilik brand usaha cukup mengembangkan citra usahanya untuk kemudian menarik kepercayaan investasi pihak luar. Investasi tidak kemudian digelontorkan untuk lokasi usaha pertama (usaha rintisan pemilik brand) tetapi digunakan untuk mendirikan usaha di lokasi baru. Pihak yang berinvestasi akan bertindak layaknya manajer cabang. Dengan sistem seperti itu, usaha tersebut akan terjamin. Kecil kemungkinan pihak investor akan merugikan usaha yang dibangunnya sendiri. Sehingga terbentuklah jaring komunikasi dan kerjasama bisnis yang ampuh. Materi 4 4.Kesempatan Pasar 1)Pasar Potensial Ritel Sebuah industri ritel melihat potensi pasarnya, atau bisa juga hal ini dijadikan cara mencari lokasi untuk industri ritel dan faktor-faktor apa saja yg menjadi tolak ukur dari pemain ritel. Ada delapan faktor utama yg perlu kita lihat dan pelajari dengan baik. Kita langsung pada potensi-potensi pasar yang harus kita perhatikan. 1.Population Characteristics Populasi karakter ini adalah hal yang terpenting, yang harus dilihat sebagai langkah potensi pasar pertama. Lihat secara detail dari populasi yang ada di area tersebut, baik dalam jumlah perkembangan penduduk, fasilitas yang mendukung industri ritel itu, baik dalam industri sektor lain tapi yang mempunyai multiplier effect dengan usaha ritel kita, seperti industri jasa ataupun industri sosial faktor di daerah itu, seperti rumah sakit, sekolah dll. Populasi karakter harus melihat dengan detail, baik dimulai dari segi manusianya, umurnya, latar belakang edukasi mereka, pekerjaan, ras, suku dan juga perkembangan pasar industri yang ada. Sering sekali survei hanya melihat dari data perkembangan jumlah penduduk atau kepadatan penduduknya, tapi bukan dari karakter populasi yang terjadi, ini jauh berbeda. Perkembangan jumlah penduduk hanya perkembangan asumsi potensi jumlah customer saja tetapi populasi karakter kita melihat dari semua sudut pandang yang menjadikan sebuah karakter yg menjadi ukuran kekuatan potensi pasar yang ada. 2.Buyer Behavior Characteristics Hal lain yang sangat menjadikan sebuah potensi pasar dalam menganalisa pasar yang ada adalah langkah kita melihat dan mengenal kelakuan (behavior) karakter dari pembeli pasar tersebut. Ritel adalah ujung tombak bagi marketer dalam memasarkan produknya. Semakin kuatnya pengaruh ritel di konsumen membuat ketergantungan marketer terhadap peritel juga semakin besar. Namun demikian masih banyak peritel yang lebih bermental pedagang. Hanya menjadi perantara yang mengambil marjin setinggi-tingginya. Padahal banyak sekali aspek marketing yang bisa dijalankan supaya hubungan antara marketer dengan konsumen (lewat ritel) bisa berjalan harmonis. Dari sisi konsumen, pada jaman sekarang ritel bukan sekedar toko. Ada keterlibatan emosional yang harus dibangun dengan pelanggan. Ada unsur kepuasan yag harus dijaga terus menerus. Ada brand experience yang harus dirasakan oleh konsumen. Itulah sebabnya peritel pada masa sekarang ini juga harus memiliki strategi marketing yang jitu. 2)Memulai Bisnis Ritel Memulai bisnis bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang mudah. Hal yang klasik, banyak pertimbangan di sana sini sehingga tak jarang membuat orang urung memulai bisnis. Semestinya memulai bisnis tidak menjadi salah satu sumber ketakutan bagi setiap orang. Untuk menghilangkan ketakutan dalam memulai bisnis, seseorang bisa membuat persiapan bisnis yang matang sehingga dapat menjalaninya dengan optimistis. Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006, berisi tentang menjadi sukses dengan memahami 6 aspek penting sebelum memulai usaha, yaitu : 1.Memahami konsep produk atau jasa secara baik Sebelum memulai suatu usaha maka hal yang terpenting adalah pemahaman kita akan konsep produk atau jasa yang akan menjadi bisnis inti. Kita perlu memahami bukan hanya secara teknis produksi tetapi juga pasar dan prospek mulai daripada lingkungan yang terkecil kepada lingkungan yang terbesar. Dalam topik ini dibahas secara menyeluruh aspek-aspek yang penting dalam melakukan analisa atas kelayakan dan prospek produk termasuk produk-produk yang sama sekali baru dengan melihat sisi human behavior, kebutuhan pasar dan lainnya. 2.Membuat visi dan misi bisnis Setiap orang yang mau memulai bisnis harus mengetahui visi dan misi yang akan menjadi panduan seseorang untuk tetap fokus kepada tujuan bisnis dan organisasi yang awal. Seringkali suatu usaha pada saat mulai berkembang pada tahap berikutnya mengalami kegagalan karena organisasi tersebut tidak memfokuskan diri kepada peningkatan kemajuan bisnis awal tetapi terlalu banyak mencoba mengembangkan bidang usaha lain yang baru. 3.Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses Sikap mental merupakan kunci keberhasilan atas usaha anda selain daripada pemahaman usaha anda. there is no over night success sesuatu yang harus dicamkan daripada setiap calon “entrepreneur” karena dibutuhkan waktu, sikap tidak menyerah, proses belajar secara kesinambunga, dan melihat permasalahan secara positif yang tidak membuat anda menjadi patah semangat namun melihat setiap peluang dan belajar atas setiap kegagalan.Anda akan belajar untuk mengembangkan sikap-sikap diatas untuk menjadi “bisnis entrepreneur” yang sukses. 4.Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari usaha daripada risiko bisnis dan keuangan. Secara statistik hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah disebabkan karena tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis yang anda buat. Asumsi-asumsi seperti kapasitas produksi, tingkat utilisasi produksi, proyeksi kenaikan harga dan biaya dan aspek lainnya dalam perencanaan bisnis haruslah menggambarkan secara akurat realitas pasar atau praktek yang ada dalam suatu industri. Sistematika perhitungan dan proyeksi pendapatan dan biaya harus dibuat secara tepat sehingga membantu setiap calon pengusaha untuk menghitung secara akurat kebutuhan modal investasi dan modal kerja termasuk struktur biaya untuk persiapan awal, tahap percobaan, produksi secara komersial, inventori, distribusi, pemasaran, administrasi, sumber daya manusia dan juga komponen pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan inti dan tambahan. Pemahaman yang baik atas hal ini juga akan membantu calon entrepreneur untuk dapat mengindentifikasi potensi resiko bisnis, manajemen dan keuangan dan membuat langkah-langkah pengendalian untuk dapat menghindari setiap resiko tersebut. 5.Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen. Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar pegawai yang tidak efektif sehingga banyak keputusan yang terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai yang keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan yang tidak baik sehingga produktivitas pegawai yang rendah dan masih banyak lagi permasalahan organisasi. Dalam topik ini kami akan memberikan pengetahuan dasar dan aspek-aspek yang sangat penting yang harus dipelajari oleh calon bisnis entrepreneur untuk menghindari resiko manajemen yang dapat menyebabkan kegagalan usaha. 6.Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil. Sumber Daya Manusia atau SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha yang sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwasanya untuk memulai usaha seringkali apabila kita merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi sangat baik dapat menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistim dalam jangka pendek. Dengan SDM yang tepat maka kita sudah setengah jalan untuk menjadi sukses. Topik ini akan membantu kita untuk memahami kriteria pegawai yang baik dan sesuai dengan kebutuhan usaha, manajemen SDM secara umum termasuk sistim penilaian kinerja pegawai sehingga setiap pegawai akan merasa puas dan juga bagaimana memotivasi pegawai baik secara psikologi umum maupun dengan sistim insentif untuk mengoptimalkan kinerja pegawai. Langkah-langkah perencanaan memulai bisnis ritel 1.Tentukan badan usaha yang ingin dipilih Untuk memulai usaha retail tentukan terlebih dahulu badan usaha yang ingin kita pilih bisa PT. CV atau Toko saja. 2.Pilih nama usaha anda Nama sangatlah penting sebagai identitas usaha kita. Dalam menentukan nama usaha bisa kita pilih yang mudah di ingat oleh banyak orang, unik dan beda dari yang lain. 3.Tentukan produk apa yang ingin anda jual Produk yang ingin kita jual , terlebih dahulu harus kita tentukan. Sudah pasti dalam menentukan produk ini harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar, kesempatan yang masih terbuka lebar dalam proses pengembangan dan yang paling penting masih menguntungkan. 4.Buat perencanaan Tentukan langkah dan strategi penjualan untuk mengetahui arah usaha kita mau menuju kemana . Baik target konsumen yang ingin kita bidik, target penjualan yang ingin di capai, jumlah stok yang diperlukan, harga jual yang lebih miring dari kompetitor sampai promosi apa saja yang akan dilakukan. 5.Pelajari peta persaingan Dalam memulai bisnis apapun yang harus di amati dan di cermati yaitu prilaku pesaing atau kompetitor bisnis yang telah berjalan sebelumnya. Ada beberapa poin yang bisa pelajari dari kompetitor baik poin positif yang bisa kita kembangkan lagi atau poin negatif yang harus kita hindari. 6.Cari lokasi usaha yang tepat Lokasi usaha untuk bisnis retail salah faktor dominan untuk sebuah keberhasilan. Tempat yang strategis bisa membantu mendatangkan traffic pengunjung konsumen yang bisa menjadi prospect pelanggan kita. 7.Beli produk dengan harga yang murah dan jual kembali Bisnis retail adalah bisnis yang paling simpel. Karena konsepnya Beli barang dengan harga murah lalu di jual kembali. Teknik dalam mencari barang murah yaitu di antaranya cari pedagang besar yang menjual partai besar, datangkan pusat grosir, atau mulai berkenalan dengan pemilik merek yang memproduksi langsung produk . 8.Membuat program toko Program promosi sangat penting untuk menarik perhatian pengunjung. Buat program promosi yang menarik. Seperti pemberian gift, bonus serta discount. 9.Promosikan usaha anda Buat program promosi untuk mendatangkan pengunjung kepada toko anda baik melalui iklan, word of mouth, sampai membuat materi materi promosi. 10.Memulai bisnis ini dengan focus dan konsisten Semua langkah ini baru bisa terwujud jika kita mau memulai dan fokus serta konsisten dalam menjalaninya. Banyak diantara kita yang berhenti ketika hambatan baru menghampiri sesaat tanpa rasa ingin mencoba mengatasi hambatan yang ada. Percayalah hambatan bukanlah sebuah kegagalan. Hambatan merupakan sebuah pembelajaran agar kita bisa semakin terampil lagi untuk maju satu tingkat kedepan. 3)Eksistensi Bisnis Ritel Keberadaan pasar modern memberikan banyak pilihan bagi konsumen dalam menentukan lokasi berbelanja. Apalagi belakangan ini jumlahnya juga semakin banyak. Namun, bagi pebisnis pasar tradisional, tentu memiliki arti lain. Ketatnya persaingan bisnis ritel mendorong para pengusaha untuk melakukan terobosan dalam strategi berdagang, baik menyangkut kemasan toko, pelayanan, hingga soal harga produk. Hal ini tentunya akan memberi keuntungan lain bagi para calon pembeli. Singkat kata,dalam urusan berbelanja,kondisi ini benar-benar memanjakan para konsumen. Konsumen juga memegang kendali dalam menentukan hidup matinya sebuah toko modern, bahkan berpengaruh dalam pertumbuhan pasar modern. Bagi pebisnis ritel, karakter masyarakat akan menjadi pertimbangan dalam mengembangkan usahanya. Executive Director dari Retail Measurement Services Nielsen,Teguh Yunanto menuturkan, peritel akan melihat populasi penduduk sebagai salah satu pertimbangan dalam membuka toko. Ritel modern mencakup hal yaitu pendekatan manajemen kategori dan manajemen rantai pasokan. Dalam konteks ini, manajemen kategori dapat dipahami sebagai suatu pendekatan cara penanganan barang pada tingkat kategori melalui klasifikasi yang terstruktur dan sistematis pada bauran produk Materi 5 5.Manajemen Perdagangan Ritel 1)Sumber daya dan produk line Lini produk adalah serangkaian produk dan jasa yang berhubungan yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan. Lini produk cenderung berkembang sepanjang waktu, saat perusahaan menyadari kebutuhan konsumen yang lain. Sumber dan produk line sebagai pedoman umum bisa dikatakan, bahwa perusahaan besar sebaiknya mempunyai product line yang relatif lengkap. Sedang perusahaan sedang dan kecil, sebaiknya mempunyai suatu limited product line. Alasannya, seperti sudah diketahui, adalah sumber daya yang terbatas untuk perusahaan kecil. Dengan suatu limited product line, maka akan lebih terjadi konsentrasi/fokus sehingga peluang berhasil juga akan lebih tinggi. Titik optimal itu terdiri dari berapa produk? Jawaban yang pasti dan eksakta tentu tidak ada, karena semua perusahaan punya karakteristik industri yang berbeda beda. Namun titik optimal itu terdiri dari 3-5 produk, atau belasan, atau mungkin bahkan puluhan, dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yaitu : Sumber daya keuangan perusahaan. Seberapa jauh kita bisa membiayai laju pertumbuhan perusahaan kita sendiri. Tentu keadaan persaingan. Makin ketat persaingan, product line-nya harus makin terbatas. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan produk yang lebih differentiated (unik), atau lebih baik. 2)Pemberdayaan perdagangan ritel Kekurangan pada bargaining power dalam menghadapi supplier-nya maka terdapat tantangan dalam persaingan global yang menuntut keberadaan UKMK dalam bidang Ritel yang sehat, berdaya saing, dan berkembang secara berkelanjutan (sustainable). Dipandang perlu pula adanya upaya-upaya serius untuk melindungi kehidupan berbisnis UKMK Bidang Ritel dari tantangan persaingan peritel global. Adalah merupakan suatu urgensi bagi peningkatan kapasitas UKMK menjadi tempat belanja alternatif (ritel modern) yang mampu bersaing dengan peritel dari jaringan konglomerasi dengan mengangkatnya dari kondisi marjinal akibat tekanan persaingan. Dengan kata lain, adalah saatnya untuk memulai gerakan pemberdayaan UKMK Bidang Ritel ini melalui sosialisasi praktek perdagangan ritel modern yang berkeadilan, dengan kepemilikan usaha yang diperluas, memiliki multi-peran sebagai Agen Pemberdayaan bagi Masyarakat Pebisnis Ritel dan Pemasoknya yang berskala UKMK disamping tujuannya mendapatkan keuntungan usaha, dan memiliki komitmen bagi pembelajaran masyarakat sehingga mampu membangkitkan jiwa kewirausahaan. Dari sisi kelembagaan, perbedaan karakteristik pengelolaan pasar modern danpasar tradisional nampak dari lembaga pengelolanya. Pada pasar tradisional, kelembagaan pengelola umumnya ditangani oleh Dinas Pasar yang merupakanbagian dari sistem birokrasi. Sementara pasar modern, umumnya dikelola oleh profesional dengan pendekatan bisnis. Selain itu, sistem pengelolaan pasar tradisional umumnya terdesentralisasi dimana setiap pedagang mengatursistem bisnisnya masing-masing. Sedangkan pada pasar modern, sistempengelolaan lebih terpusat yang memungkinkan pengelola induk dapat mengaturstandar pengelolaan bisnisnya. Dari aspek kebijakan, dapat dijelaskan bahwapemerintah telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan tentang penataan perpasaran. 3)Keunggulan perdagangan ritel Ritel di Indonesia memang memberikan beberapa manfaat, namun keberadaannya juga menuai banyak persoalan. Pertama, keberadaan ritel modern terbukti mematikan warung-warung tradisional terutama terkait dengan trend pergeseran kebiasaan konsumen di atas. Data dari Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menunjukkan jumlah pedagang pasar tradisional di wilayah DKI Jakarta mengalami penurunan dari 96.000 orang menjadi 76.000 pedagang. APPSI juga menyebutkan bahwa sekitar 400 toko di pasar tradisional tutup setiap tahunnya. Selain itu, ritel modern juga tidak berkontribusi pada perkembangan, bahkan justru mematikan pemasok-pemasok kecil lokal, terutama UKM. Awalnya, pemerintah berharap UKM dapat memperoleh peran sebagai pemasok dalam ritel modern. Jumlah UKM yang menjadi pemasok ritel modern memang mencapai 67% dari total keseluruhan jumlah pemasok, namun produk yang disuplai oleh UKM hanyalah 10% dari total barang yang dijual di suatu ritel modern. Hal ini terjadi karena syarat perdagangan yang ditawarkan oleh ritel modern terlalu berat untuk dipenuhi UKM. Salah satu persyaratan yang sangat memberatkan UKM adalah listing fee. 4)Kebijakan harga dalam perdagangan rtel Seiring dengan adanya beberapa indikator dalam pertumbuhan perdagangan pada tahun 2011 ini, maka, sebagai tindaklanjut dari tahun sebelumnya, tahun ini Kemendag menetapkan berbagai ke bijakan yang berpihak guna mendongkrak sektor perdagangan di dalam maupun di luar negeri menjadi lebih baik lagi. Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu mengatakan, tahun ini Kemendag akan terus meningkatkan kerja sama dengan pihak swasta untuk memperkuat perdagangan produk dalam negeri. “Saya yakin perdagangan produk dalam negeri positif pertumbuhannya,” tandas Mendag. Selama 2010 Kementerian Perdagangan telah mengenakan bea masuk antidumping terhadap tujuh produk impor yang di nilai diperdagangkan secara tidak adil. “Untuk mengamankan pasar dalam negeri, telah dikenakan tindakan antidumping terhadap tujuh produk impor,” kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu Selain itu, untuk mengamankan pasar dalam negeri, kemendag juga terus melakukan peningkatan pengawasan barang beredar dan jasa. Kemendag akan terus melakukan pengawasan berkala terhadap perdagangan 15 komoditas dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib dan lima produk jasa di 15 daerah. “Kita juga akan terus me ngawasai secara ketat dalam pendistribusian gula, bahan berbahaya dan minuman beralkohol,” tandas Mendag. Lebih lanjut, Kemendag bekerjasama dengan BPOM akan memastikan bahwa label berbahasa Indonesia untuk produk-produk pangan, kosmetik, dan produk-produk non pangan yang telah ditetapkan di lapangan harus dapat terpenuhi. “Semua itu kita lakukan sebagai upaya Kemendag dalam memberikan pelindungan terhadap konsumen. Dengan melakukan perlidungan ini, secara otomatis kita juga telah mengamankan pedagangan di dalam negeri. Sejumlah produk luar harus memenuhi syarat seperti syarat-syarat yang yang dipenuhi oleh produk di dalam negeri sebelum diperdagangkan,” jelas Mendag. Agaknya, dengan sejumlah kebijakan yang telah dilakukan oleh Kemendag tersebut, maka pada 2010, produk dalam negeri boleh dibilang masih mampu menguasai pasar di berbagai pusat perbelanjaan atau mal yang tersebar di Tanah Air. Penguasaan pangsa pasar produk dalam negeri tersebut di perkirakan hingga mencapai 80%. Materi 6 6.Promosi Penjualan Ritel 1) Strategi promosi perdagangan ritel Sebagaimama kita ketahuibahwa produk atau pun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencair sendiri pembeli ataupun peminatnya. Oleh karena itu, produsen dalam kegiatan pe,asaran produk atau jasanya harus membutuhkan konsumen mengenai produk atau jasa yang dihasilkannya. Salah satu cara yang digunakan produsen dalam bidang pemasaran untuk tujuan meningkatkan hasil produk yaitu memalui kegiatan promosi, Tidak dapat dupungkiri lagi bahwa promosi adalah salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan suatu perusahaan terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang pesat, maka promosi merupakan salah satu senjata ampuh bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha. Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoleh dan berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas, maka peranan promosi berguna untuk : a. Memberitahukan kegunaan dari barang atau jasa serta mutunya kepada masyarakat. b. Memperkenalkan barang atau jasa baru. c. Memberitahukan kegunaan dari barang atau jasa tersebut kepada masyarakat serta cara penggunaanya. Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk melaksanakan promosi dengan strategi yang tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. Promosi yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan perusahaan. Dimana harus diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan besarnya manfaat yang diperoleh kegiatan promosi yang dijalankan perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa keadaan dunia usaha bersifat dinamis yang selalu mengalami perubahan yang terjadi setiap saat dan adanya keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Strategi pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tenteng apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunaka setiap kesempatan atau paduan dalam beberapa sasaran pasar. 2)Ritel kredit Daftar produk KUMK Monas - Kredit Kecil Bank DKI NA Suku Bunga 500 juta Limit Kredit 12.5 % SBDK Kredit Modal Kerja Kecil Bank ICB Bumiputera NA Suku Bunga 50-500 juta Limit Kredit NA SBDK Mandiri Kredit Agunan Deposito Bank Mandiri NA Suku Bunga NA Limit Kredit 12 % SBDK Mandiri Kredit Waralaba Bank Mandiri NA Suku Bunga 100 juta-2 milyar Limit Kredit 12 % SBDK Kredit Usaha Rakyat Bank Mandiri NA Suku Bunga 500 juta Limit Kredit 12 % SBDK Mandiri Kredit Usaha Produktif Bank Mandiri NA Suku Bunga 100 juta-2 milyar Limit Kredit 12 % SBDK Mandiri kredit showroom Mobil (MTF) Bank Mandiri NA Suku Bunga 100 juta -2 milyar Limit Kredit 12 % SBDK Mandiri Kredit Modal Kerja Bank Mandiri NA Suku Bunga 100 juta-10 milyar Limit Kredit 12 % SBDK Mandiri Kredit Multiguna Usaha Bank Mandiri NA Suku Bunga 100 juta-5 milyar Limit Kredit 12 % SBDK Kredit Ketahanan Pangan Bank Mandiri NA Suku Bunga 50 juta Limit Kredit 12 % SBDK Materi 7 7.Manajemen sumber daya manusia ritel 1)Penarikan sumber daya manusia ritel Pembahasan A.    M. Manulang dalam bukunya Manajemen Personalia, (1987 : 14) yang dikutif oleh Moh. Moh. Abdul Mikhyi dan Hadir Hudyanto sebagai berikut : “Sumber daya manusia atau personali adalah Hakikat Sumber Daya Manusia Pada setiap organisasi atau perusahaan khususnya pada lembaga pendidikan diperlukan adanya suatu sumber daya manusia sebagai tenaga kerja. Oleh sebab itu bahwa yang dimaksud dengan sumber daya manusia adalah tenaga kerja, hal sebagaimana menurut tenaga kerja, buruh atau pegawai yang mengandung arti keseluruhan orang-orang yang berkerja pada suatu organisasi tertentu”. Dari pendapat tersebut jelas bahwa sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang menduduki suatu posisi atau orang-orang yang mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan pada suatu organisasi atau instansi tertentu. Menurut Moh. Abdul Mukhyi dan Hadir Hudiyanto mengemukakan 3 faktor yang mempengaruhi kegiatan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia, yaitu : Reputasi perusahaan di mata anggkatan kerja. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja dan tersedianya tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan. Keterampilan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. cara yang pada umumnya digunakan dalam penarikan sumber daya manusia adalah baik itu dengan alat media cetak atau elektronik, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Soekidjo Notoatmodjo sebagai berikut : a) Iklan b) Badan-badan penyaluran tenaga kerja c) Lembaga-lembaga pendidikan d) Organisasi-organisasi karyawan e) Organisasi-organisasi professional f) Leasing (penyewaan) g) Rekomendasi dari karyawan h) Nepotisme Open house. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam penarikan sumber daya manusia atau calon karyawan ada berbagai macam cara dan biasanya disesuaikan dengan dedikasi yang muncul dari para perencana yang ada dalam suatu organisasi atau instansi untuk penarikan karyawan baru. 2)Seleksi sumber daya manusia untuk ritel Setiap selesai tugas pada satu bagian tertentu, mereka akan dievaluasi. Demikian seterusnya hingga selesai masa evaluasi. Setelah masa evaluasi berakhir, MT tidak akan lagi di-rolling. Itu berarti saatnya ia mulai membangun karier di perusahaan tersebut. Bagaimana Proses Seleksi Management Trainee? Program Management Trainee (MT) adalah program pengembangan karyawan dengan pola rekrutmen dan jalur yang khusus. Khusus karena kriteria rekrutmen yang dipakai biasanya lebih tinggi, dan kadang kala sangat tinggi bila dibandingkan dengan kriteria rekrutmen untuk karyawan dengan pola biasa. Mulai dari syarat indeks prestasi (IPK) yang tinggi, pengalaman organisasi yang memadai, kemampuan atau skill yang cukup, hingga penguasaan bahasa asing yang baik. MT dirancang khusus untuk menyiapkan kader-kader pemimpin perusahaan di masa depan. Oleh karena itu, proses seleksi program MT dilakukan dengan sangat ketat, baik dilaksanakan sendiri oleh bagian SDM perusahaan maupun dengan menyerahkannya kepada konsultan terpercaya. Ribuan peserta yang mengikuti proses seleksi disaring sehingga menyisakan sedikit kader terbaik. Berbanggalah mereka yang berhasil lolos mengikuti program MT. Tetapi jangan sombong, karena program ini setiap tahun selalu ada sehingga anda bukan satu-satunya kader pimpinan masa depan. Karena setiap tahun ada, maka biasanya disebut sebagai MT angkatan ke-xx. Proses seleksi karyawan MT bisa berbeda-beda di tiap perusahaan. Biasanya tahap-tahap yang akan Anda jalani selama proses seleksi atau rekrutmen MT adalah : a)Psikotes atau online test Psikotes yang terdiri dari tes verbal, tes numerikal, tes kepribadian. Dalam akhir tes ini biasanya Anda akan disuruh menggambar (Wartegg Test) dan mengerjakan Pauli atau Kreplin Test. Dari tes Pauli dan Kreplin ini dapat diketahui seberapa cepat, tepat dan konsisten anda mengerjakan pekerjaan yang rumit dan membutuhkan konsentrasi. Pada online test, perusahaan biasanya kerjasama dengan organisasi konsultan dari Amerika atau manapun yang memberikan jasa online assessment test dengan tujuan membantu HRD perusahaan menilai calon karyawan. Oleh karena itu, online test biasanya menggunakan bahasa Inggris. Ketika Anda sudah bertemu dengan pihak HRD, Anda akan diberikan undangan berisi alamat situs yang harus Anda kunjungi serta access code agar Anda bisa log in. Ketika sudah log in Anda akan diminta untuk mengisi sedikit biodata dan kemudian dilanjutkan dengan mengikuti serangkaian tes yang disediakan. Ingat bahwa dalam online test ini, setiap pertanyaan diberi waktu, jadi Anda akan kehilangan pertanyaan tersebut jika terlalu lama menjawabnya. b)Wawancara atau tes bahasa inggris TOEFL Wawancara dengan lembaga konsultan yang telah dipercaya oleh perusahaan. Biasanya wawancara menyangkut kegiatan organisasi dan kepribadian Anda. Karena ingin tahu pribadi anda dengan lebih detail, maka biasanya wawancara dengan konsultan ini sangat lama, bisa sampai satu jam lebih. Ada juga perusahaan yang meminta pelamar mengikuti tes bahasa inggris atau TOEFL yang diadakan baik oleh perusahaan itu sendiri kerjasama dengan lembaga kursus. Tujuannya tentu saja memilih karyawan dengan kemampuan bahasa Inggris yang baik. c)Tes bakat (Assessment Test) Dalam tes ini biasanya akan berupa diskusi kelompok, games kelompok, maupun presentasi individu. Dalam tes kelompok dilakukan bersama dengan pelamar-pelamar lain. Ingat bahwa Anda diminta untuk menjadi yang terbaik namun tetap membawa misi kelompok, yaitu saling bekerjasama dan menghormati. Maksudnya, ketika melakukan diskusi, Anda harus aktif namun tetap mendengarkan pendapat orang lain. Sebagai informasi bahwa di perusahaan tertentu, diskusi dan presentasi individu dilakukan dalam bahasa inggris. d)Wawancara dengan bagian SDM atau HRD Dalam wawancara ini biasanya anda akan ditanya seputar bidang apa yang Anda minati, dan bidang apa yang cocok untuk Anda. e)Wawancara dengan user/manajemen perusahaan Dalam wawancara ini mungkin akan ada beberapa pertanyaan yang telah ditanyakan di wawancara-wawancara sebelumnya. Namun pada intinya, di tahap ini memungkinkan Anda ditanya seputar masalah gaji. f)Medical check up atau tes kesehatan Setiap Anda ingin menjalani tes kesehatan, ada baiknya anda menjaga pola makan dan tidur anda sehari sebelumnya. Karena jika Anda terlalu letih ketika tes kesehatan, akan berakibat muncul hasil lab yang tidak diinginkan. 3)Pelatihan sumber daya manusia untuk ritel Dengan kata lain, seakan-akan investasi di bidang SDM tidak membawa hasil. Itulah mengapa ada perusahaan-perusahaan yang menerapkan program rekrutmen lewat management trainee (MT). Tujuannya adalah mendapatkan manajer yang memahami kondisi bisnis perusahaan tersebut. Biasanya para MT akan memulai karier dari staf, lalu meningkat ke posisi supervisor, eksekutif, dan akhirnya manajer.  Kebanyakan yang direkrut untuk menjadi MT adalah lulusan baru (fresh graduate). Mereka diberi pelatihan dan pengetahuan tentang kondisi bisnis perusahaan tersebut. Maka, seorang management trainee adalah peserta dari program tadi. MT merupakan proses rekruitmen dan pencarian sumber daya manusia dengan kualitas tertentu dalam bidang tertentu, yang dilatih untuk ‘menduduki’ posisi kunci dalam sebuah perusahaan. Menurut Inge Santoso, seorang trainer yang biasa memberikan pelatihan di sejumlah perusahaan besar, yang ditekankan pada MT adalah aspek psikologis. Para peserta pelatihan, katanya, biasanya tidak melihat potensi besar yang mereka miliki. ‘’Tugas kami di sini menyadarkan mereka untuk melihat potensi terpendam mereka,’’ ujarnya. Setelah sadar, mereka biasanya berusaha menggali dan memperbaiki kinerja mental mereka.Dampak setelah mengikuti pelatihan, mereka menjadi lebih giat dan bekerja secara total. Kehidupan pribadi dan sosial mereka, lanjut Inge, juga semakin bagus. Tidak ada latar belakang pendidikan khusus untuk menjadi seorang MT. Tergantung perusahaan, posisi untuk bidang apa yang dibutuhkan. Di Amerika, yang banyak membutuhkan MT adalah bidang ritel, jasa, dan department store. Di Indonesia pencarian MT ditawarkan oleh perbankan. Hanya saja, nama MT menjadi businees development programme. Iwan Setiawan, trainer dari Forever Young Indonesia, sebuah perusahaan multi level marketing, mengungkapkan, yang ditekankan pada para MT adalah pengembangan karakter. Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan, para anggota di perusahaannya akan lebih kuat dan stabil. ‘’Manusia tersusun dari fisik, mental, emosi, dan rohani. Satu sama lain harus saling terkait,’’ ujarnya. Di perusahaan tempat Iwan bekerja, profesi MT masuk dalam bagian training dan human resources development (HRD). Itu tidak selalu berlaku demikian, tergantung kebijakan masing-masing perusahaan. Tergantung kebijakan perusahaan juga berlaku pada lamanya program pelatihan yang diberikan untuk MT. Ada perusahaan yang mewajibkan MT mengikuti pelatihan antara 1-2 tahun dengan diberi pengetahuan tentang pengendalian bisnis, pembuatan kebijakan, rencana manajerial, dan membangun jaringan komunikasi. Ada perbedaan antara masuk kerja pertama sebagai karyawan dan MT. Bila sebagai karyawan, seseorang harus menjalani masa percobaan. Sementara bila sebagai MT, ia akan menjalani masa evaluasi. Sebagai tambahan, peserta MT biasanya akan diputar tempat tugasnya. Dengan kata lain, mereka menjalani sistem perputar. 4)Rencana penggajian sumber daya manusia untuk ritel Banyak perusahaan yang berangkat dalam proses pengembangannya hanya melihat pada aspek SDM (Sumber Daya Manusia) adalah kebijakan yang bersifat biaya.  Mengapa dianggap demikian? Banyak perusahaan melihat bahwa sumber daya manusia atau karyawan di dalamnya adalah beban, mulai dari penggajian, belum lagi kewajiban seperti Jamsostek ataupun kewajiban untuk memberikan tunjangan lainnya.  Lalu muncul suatu pemahaman bahwa sumber daya manusia adalah suatu bentuk investasi yang penting untuk dikelola sehingga definisi human resources (sumber daya manusia) menjadi human capital (investasi manusia). Dalam proses pengembangan sumber daya manusia, hal yang menjadi pertimbangan penting dalam suatu perusahaan adalah kebijakan yang diterapkan untuk pengembangan manusia di mana disebutkan karyawan yang bekerja dalam perusahan memang bisa dikembangkan menjadi investasi bagi perusahaan itu sendiri.  Kebijakan yang diterbitkan oleh perusahaan itu sendiri haruslah memuat suatu kepentingan jangka panjang yang nantinya dituntut adanya suatu komitmen jangka panjang terhadap proses pengembangan perusahaan itu sendiri. Kebijakan yang diterbitkan oleh perusahaan terhadap pengembangan sdm meliputi : a) Sistem numerasi b) Sistem manajemen performa c) Sistem pengembangan sumber daya manusia d) Sistem budgeting terhadap operasional dari proses pengelolaan sumber daya manusia e) Peraturan perusahaan dan persyaratan yang terkait dengan pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu kesalahan yang seringkali dilakukan oleh perusahaan adalah kemampuan untuk memastikan konsistensi kebijakan untuk dijalankan. Hal apa yang menjadi alasan untuk kemunculan ketidaksesuaian konsistensi dari kebijakan itu sendiri? a)situasi dan kondisi yang menyebabkan penyimpanan terhadap sistem dapat muncul dimana antara kebutuhan untuk mengoptimalkan SDM ditekan oleh adanya kebutuhan pengembangan sdm itu sendiri.  Sehingga dengan kondisi ”terpaksa” kebijakan terhadap sdm itu sendiri dilanggar. b)adanya conflict of interest yang dimunculkan oleh oknum-oknum baik itu internal perusahaan maupun dari pihak manajemen itu sendiri yang menyebabkan pelanggaran dengan sengaja dilakukan. c)adanya perubahan dari manajemen perusahaan yang menyebabkan kebijakan sudah tidak memadai untuk menghadapi aspek kompetisi dengan dunia luar. Ketidakkonsistenan dalam menjalankan manajemen sumber daya manusia dapat menyebabkan bumerang yang dapat membunuh strategi dalam perusahaan itu sendiri.  Dimana karyawan mulai mempertanyakan konsistensi kebijakan sumber daya manusia yang dijalankan perusahaan.  Konsep dan aspek adil di dalam organisasi harus dapat memastikan bahwa sistem kebijakan sumber daya manusia yang dijalankan dapat mengembangkan dan menumbuhkan persaingan yang positif dalam perusahaan sehingga dapat meningkatkan performa dari organisasi. Suatu sistem yang baik, adalah sistem yang dapat teraudit.  Sistem manajemen sumber daya manusia, harus dibangun dengan mengikuti aturan ini.  Sistem sumber daya manusia yang tepat adalah sistem yang dibangun dengan mengedepankan konsep PDCA (Planning- Do- Check- Action).  Apa yang dimaksud dengan konsep tersebut. a)Planning Dalam menyusun sistem harus ditetapkan tujuan dari suatu sistem tersebut dibuat, serta dijelaksanakn latar belakang yang menjelaskan sistem tersebut dibangun. Contoh: SOP (Standard Operating Procedure) sistem rekruitmen (penerimaan karyawan).  Pada saat penyusunan sistem, harus dilihat tujuan dari sistem tersebut dibangun, ruang lingkup dari SOP itu sendiri meliputi jenis rekruitmen internal atau eksternal maupun aspek pengembangan sistem rekruitmen lainnya. b)DO Bagaimana sistem tersebut dijalankan.  Seperti menjelaskan pejabat mana yang memiliki kewenangan untuk menjalankan proses ini, lalu bagaimana proses tersebut dijalankan, detail terhadap sistem dokumentasi tersebut dijalankan juga menjadi bagian yang penting untuk dijelaskan. c)Chek Bagaimana sistem tersebut dievaluasi maupun diaudit untuk memastikan sistem tersebut dijalankan.  Suatu sistem yang baik harus memastikan adanya proses verifikasi (pemeriksaan ulang) ataupun validasi (pengesahan).  Seperti proses penyelesaian sistem kompensasi, harus dipastikan adanya mekanisme pemeriksaan sebelum proses dijalankan.  Setelah proses dijalankan pun juga harus dipastikan adanya suatu proses pemeriksaan yang intensif untuk memastikan bahwa mekanismen evaluasi tersebut dijalankan. d)Action Penetapan tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilakukan untuk mengantisipasi apabila sistem yang dimaksud tidak dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan. Audit adalah salah satu bentuk dari proses check itu sendiri.  Sedikit berbeda dibandingkan dengan konsep verifikasi dan validasi.  Dalam proses verifikasi dan validasi proses dijalankan sebelum suatu bentuk proses sudah dijalankan.  Sehingga mencoba dipastikan bahwa proses tersebut sudah mengikuti aturan kesesuaiannya sebelum diimplementasikan. Contoh adalah mekanisme penggajian, dalam proses dan mekanisme penggajian.  Sebelum system penggajian tersebut dijalankan harus dipastikan adanya verifikasi dari pejabat yang berwenang, mungkin di sini adalah HR & GA Manager yang melakukan proses pemeriksaan terhadap kesesuaian data kompensasi tersebut dan kemudian pengesahan itu sendiri dijalankan oleh Finance Accounting Manager sebagai pejabat yang memiliki authorisasi untuk melakukan proses transaksi. Materi 8 8.Manajejem keuangan ritel 1)Perencanaan dan pengendalian biaya Nasehatun (1999:214) mengatakan bahwa pengendalian biaya berarti serangkaian langkah-lankah mulai dari penyusunan satu rencana biaya sampai kepada tindakan yang perlu dilakukan jika terdapat perbedaan yang sudah ditetapkan (rencana) dengan yang sesungguhnya. Pengendalian biaya dapat dibagi dalam empat langkah, sebagai berikut : mencari dasar-dasar dan menetapkan standar untuk biaya. membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya. mencari dan menentukan bagian organisasi perusahaan ataupun diluarnya yang bertanggung jawab atas adanya penyimpangan. melakukan tindakan untuk mengurangi atau mengakhiri penyimpangan. Pengendalian biaya yang efektif berarti pengendalian biaya dalam waktu yang sangat pendek, tetapi karena tidak dilakukan secara hati-hati dan cermat serta kurang melihat rangkaian jangka panjang bagi perusahaan, hasil dari penekanan biaya itu tidak lama. Pengendalian biaya mencakup satu pekerjaan bimbingan dan pengarahan atas unsur biaya dari barang yang dihasilkan. Pengendalian biaya pada satu tahap dalam prosesnya, akhirnya akan membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya. Biaya standar dan macam-macam standar Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan lebih dahulu setelah mempertimbangkan semua faktor yang menentukan dan setelah mengadakan penilaian atas hal-hal yang mungkin menyebabkan perubahan baik dalam jumlah maupun harga dari bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lain yang diperlukan. Biaya ini merupakan sasaran dan digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi. Biaya standar berbeda dengan biaya yang ditaksir (estimated cost). Biaya standar menunjukkan biaya yang seharusnya, sedangkan yang ditaksir biasanya mengandung unsur cara perhitungan biaya yang baik. Biaya standar biasanya digunakan untuk bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Untuk biaya tidak langsung (biaya overhead), standar tidak disiapkan untuk satu satuan hasil produksi, tetapi untuk seluruh jumlah produksi yang meliputi jangka waktu tertentu. Menurut Nasehatun (1999:218), terdapat tiga macam standar, yaitu : a)Standar dasar Standar ini adalah tetap,dan merupakan dasar dalam memperbandingkan antara biaya sesungguhnya selama beberapa tahun. Tujuan memperbandingkan untuk melihat trend. Standar ini jarang dipergunakan. b)Standar teoritis Standar teoritis ini adalah standar efisiensi yang maksimum. Dengan menggunakan standar ini, akan diketahui biaya minimum yang bisa dicapai, dalam pengertian teknis yang paling ketat. c)Standar yang dapat dicapai Standar ini adalah standar yang dapat dicapai dalam keadaan kerja yang sesungguhnya. Standar ini diadakan berdasarkan kemampuan perusahaan sekarang, atas dasar tingkat prestasi yang mau dicapai oleh pimpinan perusahaan. Tiga penyimpanan negatif atas standar ini berarti ketidak efisienan, kecuali ada faktor-faktor diluar kekuasaan perusahaan. Ada tiga langkah dalam menetapkan standar, yaitu sebagai berikut : a)mempelajari dan menetapkan spesifikasi dan metode produksi. Yang dipergunakan adalah metode yang paling efisien. Dengan mempelajari metode itu, akan ditemukan standar yang diperlukan baik tentang bahan, cara pengerjaan dan tenaga yang diperlukan. b)penetapan harga bahan dan upah buruh langsung. c)penetapan biaya standar, yaitu jumlah standar di kalikan dengan harga standar. d)Analisis penyimpangan dan tindakan perbaikan. Yang dimaksud dengan penynimpangan adalah perbedaan antara biaya standar dan biaya yang sesungguhnya, bisa positif ataupun negatif. Ada tiga macam penyimpangan yang dapat terjadi, yaitu: a)Penyimpangan dalam jumlah dan harga bahan b)Penyimpangan dalam jumlah dan tingkat upah c)Penyimpangan dalam biaya overhead. 2)Sistem pengendalian prdagangan ritel Analisis dilakukan untuk memahami kebutuhan sistem melalui pengembangan model dari dunia nyata. Selama analisis peneliti menggambarkan apa yang harus terjadi dan bukan bagaimana itu terjadi. Analisis meliputi pembuatan pernyataan masalah, identifikasi kelas, identifikasi atribut kelas, identifikasi asosiasi antar kelas, pembuatan model objek berupa diagram kelas, pembuatan kamus data yang mendefinisikan kelas-kelas yang terlibat, pembuatan model fungsional menggunakan diagram use case dan diagram alir data (DAD). Diagram kelas digunakan untuk mengindetifikasi objek-objek yang terlibat dan melihat hubungan statis diantara mereka. Diagram use case digunakan untuk menjelaskan secara naratif bagaimana interaksi antara user dengan sistem terjadi. DAD juga merupakan diagram yang berguna untuk menunjukan saling ketergantungan fungsional, proses dalam DAD berhubungan dengan aktivitas dalam diagram kelas, dan aliran dalam DAD berhubungan dengan nilai atributnya (Rumbaugh, 1991). Desain Sistem Selama langkah desain sistem dilakukan pengambilan keputusan bagaimana masalah akan diselesaikan, dimulai dari level tertinggi kemudian ditingkatkan rinciannya. Desain pada level yang lebih tinggi disebut desain sistem, dimulai dari menggambarkan desain sistem informasi persediaan secara umum meliputi perencanaan arsitektur sistem informasi, memilih implementasi untuk pengendalian internal, memilih pendekatan manajemen data transaksi, memilih paradigma basis data yang tepat untuk sistem informasi manajemen persediaan, memilih strategi interaksi data, memilih pendekatan untuk indentitas objek, dan spesifikasi kebijakan nilai awal (default) untuk langkah berikutnya. 3)Analisis dan pengendalian saham Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu PT atau yang biasanya disebut emiten. Pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Ada 2 macam jenis kepemilikan saham, yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk. Pada saat ini saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama, yaitu saham yang nama pemiliknya tertera di atas saham tersebut. Jenis-jenis saham menurut cara peralihan hak : a)Saham atas tunjuk Di atas sertifikat saham ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan demikian seseorang sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkan kepemilikannya kepada orang lain karena sifatnya yang mirip dengan uang. Untuk itu siapa saja yang memegang sertifikat saham atas tunjuk, dialah yang dianggap pemilik dan berhak untuk memperalihkannya, berhak atas pembagian devidn, dan berhak untuk ikut hadir dan mengeluarkan suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). b)Saham atas nama Di atas sertifikat ditulis nama pemiliknya. Cara peralihannya harus memenuhi prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalm buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Kalau sertifikat ini hilang, maka pemiliik dapat meminta penggantian karena namanya sudah ada di buku perusahaan. Jenis-jenis saham menurut hak tagihan atau klaim : a)Saham biasa Saham biasa selalu muncul dalm setiap structural modal saham perusahaan, namun saham preferen tidak demikian halnya. Saham biasa menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian deviden dibandingkan dengan saham preferen. Hal ini brarti dalam saham ini menanggung resiko terbesar karena pemegangnya menerima deviden setelah para pemegang saham preferen dibayar, demikian pula terhadap hak atas harta kekayaan perusahaan yang dilikuidasi. Tetapi sebagai imbalan atas resiko ini, biasanya saham biasa ini mendapat laba terbesar jika perusahaan berhasil. b)Saham preferen Saham preferen merupakan saham yang akan menerima deviden dalam jumlah yang tetap. Pada laporan rugi laba, deviden dikurangkan atai dibayarkan setelah laba sesudah pajak. Ini disebabkan karena deviden saham ini dianggap bukan biaya melainkan penghasilan bagi investor. Pembayaran deviden pada pemegang saham ini selalu didahulukan dari pada pemegang saham selama biasa. Sepanjang pemegang saham ini tidak menerima pembangian deviden penuh, pemegang saham biasa tidak berhak atas pembagian deviden. Kalalu pembayaran penuh telah diterima pemegang saham preferen, maka mereka tidak lagi berhak untuk mendapatkan tambahan deviden yang dibagikan kepada pemegang saham biasa. Walaupun pemegang saham ini memegang klaim terlebih dahulu atas deviden, preferensi seperti itu pada umumnya disertai dengan pembatasan mengenai jumlah deviden yang dapat mereka terima. Materi 9 9.Manajemen pelayanan konsumen 1)Pelayanan konsumen yang terintregasi Mempertahankan pelanggan lama melalui layanan pelanggan yang baik adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan manapun di keadaan perekonomian yang berat seperti sekarang ini. Walau bagaimanapun juga tantangan yang dihadapi oleh perusahaan kecil menengah berbeda dengan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan raksasa. Tulisan saya pada kali ini membahas tantangan yang dihadapi oleh perusahaan kecil menengah dalam menerapkan pelayanan pelanggan yang baik dan solusinya. a)Pelanggan anda berkomunikasi dengan banyak medium atau multi channel Perusahaan anda perlu untuk beradaptasi dengan pelanggan anda yang menggunakan berbagai macam media komunikasi (multi channel) untuk berinteraksi sehari hari seperti melalui web chat, SMS, social website dan panggilan telp. Pelanggan anda merupakan generasi yang hidup di abad 21 yang sangat dinamis dan mengharapkan pengalaman yang tidak terlupakan berinteraksi dengan perusahaan anda dengan berbagai macam cara komunikasi yang cepat, praktis dan murah. Sebagai satu fakta tambahan adalah, menurut survey hampir 70% perusahaan di Indonesia dapat dikategorikan dibawah rata rata dalam pelayanan pelanggan dengan menggunakan multi channel, dimana perwakilan perusahaan memberikan jawaban atau respon yang berbeda beda dan bahkan yang mengesalkan adalah pelanggan kerap harus mengulang lagi pertanyaan ataupun keluhan terhadap staff pelayanan pelanggan. Dan juga masih banyak yang tidak memberikan respon balik terhadap keluhan pelanggan atau menanyakan kepada pelanggan apakah pertanyaan sudah terjawab atau keluhan sudah terselesaikan. Bagaimana solusinya? Integrasikan seluruh media komunikasi tersebut di dalam satu payung dengan menggunakan teknologi CRM yang tepat yang menggabungkan pengetahuan produk/layanan dalam satu atap,dokumentasi yang lengkap atas permasalahan yang pernah dihadapi oleh pelanggan,sehingga membuat staff pelayanan pelanggan dapat menemukan jawaban atas keluhan pelanggan yang mempunyai kemiripan kasus, Walaupun terdengar canggih dan sulit untuk mengintegrasikan semua itu,tetapi berdasarkan pengalaman saya untuk dapat mengintegrasikan semua itu harus dilakukan setahap demi setahap. Jangan terlalu ambisius untuk mengintegrasikan sistem CRM dengan aplikasi keuangan,akuntansi dan lain sebagainya. Upayakan seluruh karyawan dan pelanggan merasakan pengalaman menyenangkan sedikit demi sedikit dan hal itu membiasakan kultur perusahaan menjadi semakin kuat dalam adaptasi sistem CRM sebagai bagian dari proses pelayanan pelanggan. b)Mensiasati Keterbatasan Sumber Daya Manusia Untuk Teknologi Hampir kebanyakan perusahaan kecil menengah mempunyai keterbatasan sumber daya manusia untuk teknologi informasi (sumber daya modal secara keseluruhan),dimana pada umumnya investasi di bidang teknologi juga  dipandang bukan hal mendesak/penting oleh pemilik bisnis atau direktur, dan hampir kebanyakan perusahaan kecil menengah menginginkan hasil sesegera mungkin atas pengeluaran yang berhubungan dengan teknologi. Perusahaan anda dapat memanfaatkan perusahaan alih daya seperti Telecious Indonesia yang memberikan pelayanan dan solusi bagi pelayanan pelanggan dengan memakai teknologi berbasis internet (cloud based customer service deployment). Dengan solusi ini, perusahaan anda mempunyai banyak fleksibilitas di dalam pemanfaatan dana untuk proyek/aspek CRM. c)Pentingnya Platform CRM yang tangguh Sistem pelayanan pelanggan dapat dikatakan sebagai bagian terpenting di dalam suatu bisnis terlebih ketika staff anda sedang berhadapan dengan pelanggan menjawab pertanyaan atau menghadapi keluhan lalu bayangkan tiba tiba sistem anda crash atau hang yang tentunya hal ini akan sangat berpengaruh terhadap reputasi bisnis anda Solusinya adalah pastikan bahwa anda menggunakan jasa atau solusi dari perusahaan alih daya yang tepat, dan apabila anda memutuskan untuk melakukan investasi sendiri maka pastikan bahwa anda memiliki sumber daya yang memadai untuk menjaga sistem anda berjalan tanpa masalah. d)Sistem Pelayanan Pelanggan yang Memberikan Hasil bukan sebaliknya Ketika anda mengeluarkan uang untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang mendatangkan pendapatan/uang bagi perusahaan, maka proses itu dipandang sebagai value center dan bukan cost center dan pandangan yang sama harus anda miliki di dalam mengupayakan suatu sistem CRM yang baik, Tetapi ketika anda melihat biaya tersebut sebagai suatu cost center, maka kecenderungan banyak perusahaan adalah mengeluarkan upaya ala kadarnya yang tidak memberikan hasil atau keuntungan yang diharapkan. Beberapa upaya ala kadarnya seperti email atau sms blast yang membabi buta, atau spam di twitter dan facebook, yang pada akhirnya membuat calon pelanggan atau pelanggan anda menjadi jengah dan  jengkel. Dimana pada akhirnya anda harus merusak reputasi bisnis anda sendiri. Pastikan anda mengubah pola pikir yang tepat dalam menginvestasikan waktu anda untuk menciptakan sistem pelayanan pelanggan yang canggih dan efektif. 2)Tingkat pelayanan konsumen Pelayanan terhadap konsumen serta pemulihan strategi pelayanan yang tepat agar para konsumen yang telah dikuasai dapat dipertahankan atau bisa menigkatkan konsumen yang sudah ada tersebut. Dengan adanya hal tersebut ternyata dapat dihadirkan oleh para pelaku bisnis usaha retail yang menempatkan usaha-usaha retail tersebut yang telah kita kenal dengan sebutan minimarket dalam sekala kecil dan supermarket hingga hypermarket yang dalam pemenuhan kebutuhan yang lebih besar. Dalam hal ini peninjauan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai minimarket. Menurunnya tingkat pelayanan sebagai akibat dari kegagalan dalam pelaksanaan pelayanan yang akan menyebabkan menurunnya jumlah konsumen yang akan datang mengakibatkan kerugian pada usaha tersebut. Kualitas pelayanan yang baik dimana perusahaan mampu memberikan pelayanan yang memuaskan agar terpenuhinya permintaan dan harapan konsumen (Sugiarto, 2000). Konsumen menghendaki pelayanan yang diterima cepat dan baik, dan itu merupakan nilai dalam peningkatan kualitas dalam pelayanan. Penelitian ini melihat seberapa besar kepuasan konsumen dan pengaruh tingkat pelayanan.

Rabu, 04 April 2012

Tugas 2

Nama : Nurul Kartika Pradini
Kelas : 3DD03
NPM : 31209404
Mata Kuliah : Manajemen Ritel (softskill)

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ritel
Terdapat pergeseran dalam pelayanan ritel di kota-kota di Indonesia selama ini, namun jarang sekali mendapatkan perhatian.
1.pengembangan ritel di pusat kota, baik di kota besar maupun metropolitan. Kecenderungan ini masih berlangsung dalam kecepatan yang semakin berkurang.
2.pelayanan ritel yang menuju pinggiran kota seiring dengan suburbanisasi dan pengembangan terpencar perkotaan (urban sprawl development).
3.karena pengembangan ritel yang dilakukan oleh para developer dan penyewa utama (anchors tenant) di kawasan pusat kota untuk melayani pasar perkotaan (Simmons dan Brennan, 1995).
4.tumbuhnya ritel di kota-kota kecil berupa minimarket (convenience store) atau ritel modern yang melayani pasar yang lebih kecil. Dalam konteks pergeseran keempat ini, pengembangan ritel modern telah menyentuh kota-kota berskala kecil, dengan penduduk kurang dari 100.000 jiwa.
Dengan pertimbangan di atas, riset ini melihat pentingnya pengukuran terhadap pengaruh ekonomi akibat perkembangan usaha ritel modern di kota-kota kecil. Pengaruh ekonomi dikaji dalam kaitannya dengan sistem penawaran (supply system) dan karakteristik permintaan masyarakat di kota-kota kecil. Pentingnya kebijakan dalam berbagai tingkatan pemerintahan sangat mutlak diperlukan melindungi bisnis ritel tradisional yang mempekerjakan penduduk lokal dan menjual barang-barang (final goods) yang berasal dari produk lokal. Persaingan ekonomi terjadi antara ritel modern dan ritel tradisional (yang seringkali direpresentasikan oleh pasar tradisional) (Kuncoro, 2008; Tambunan, 2008). Penetrasi pasar oleh ritel modern di kota-kota kecil, seperti convenience store (minimarket), menyebabkan catchment area yang semakin berkurang oleh ritel tradisional tersebut. Hal ini dapat dikaji melalui turn over yang dialami oleh ritel tradisional lokal. AC Nielsen (2005) memperlihatkan adanya share ritel tradisional yang semakin berkurang. Pada tingkat pemerintah kota umumnya diajukan intervensi berupa pengaturan lokasi untuk mengatasi masalah terkait penggunaan lahan yang tidak sesuai dan kegiatan ritel yang saling berkompetisi. Namun, pengembangan kebijakan yang mengkaitkan antara pengaruh perkembangan ritel modern terhadap ritel tradisional di kota-kota kecil belum memiliki landasan studi yang memadai. Riset ini memberikan landasan bagi pengembangan kebijakan perekonomian kota yang lebih adil (just).
Tujuan dari riset ini adalah melakukan penilaian terhadap pengaruh ekonomi dari perkembangan ritel modern di kota-kota kecil. Aspek pertama yang ingin dikaji adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya, disamping berbagai komponen-komponen yang memberi dampak terhadap perekonomian kota kecil.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural dalam studi ritel (Jones dan Simmons, 1990), yaitu untuk melihat konteks sistem permukiman dan struktur ritel yang mempengaruhi perkembangan ritel di kota-kota kecil, serta dampak-dampak akibat perkembangan ritel modern. Dari segi pendekatan studi, digunakan pendekatan kuantitatif. Dalam pengertian ini, dilaksanakan pengumpulan data melalui survei terhadap pengusaha ritel, baik tradisional maupun modern, serta rumah tangga di kota kecil.

Jumat, 30 Maret 2012

TUGAS SOFTSKILL

Nama : Nurul Kartika PradinI Kelas : 3DD03 NPM : 31209404 Mata Kuliah : Manajemen Ritel (softskill) Dosen : Jhon Hendri. SE. MM Pasar Tradisional
Terdapat pergeseran dalam pelayanan ritel di kota-kota di Indonesia selama ini, namun jarang sekali mendapatkan perhatian. Pertama, adalah pengembangan ritel di pusat kota, baik di kota besar maupun metropolitan. Kecenderungan ini masih berlangsung dalam kecepatan yang semakin berkurang. Kedua, adalah pelayanan ritel yang menuju pinggiran kota seiring dengan suburbanisasi dan pengembangan terpencar perkotaan (urban sprawl development). Ketiga adalah karena pengembangan ritel yang dilakukan oleh para developer dan penyewa utama (anchors tenant) di kawasan pusat kota untuk melayani pasar perkotaan (Simmons dan Brennan, 1995). Pergeseran keempat yang diamati adalah tumbuhnya ritel di kota-kota kecil berupa minimarket (convenience store) atau ritel modern yang melayani pasar yang lebih kecil. Dalam konteks pergeseran keempat ini, pengembangan ritel modern telah menyentuh kota-kota berskala kecil, dengan penduduk kurang dari 100.000 jiwa.
Dengan pertimbangan di atas, riset ini melihat pentingnya pengukuran terhadap pengaruh ekonomi akibat perkembangan usaha ritel modern di kota-kota kecil. Pengaruh ekonomi dikaji dalam kaitannya dengan sistem penawaran (supply system) dan karakteristik permintaan masyarakat di kota-kota kecil. Pentingnya kebijakan dalam berbagai tingkatan pemerintahan sangat mutlak diperlukan melindungi bisnis ritel tradisional yang mempekerjakan penduduk lokal dan menjual barang-barang (final goods) yang berasal dari produk lokal. Persaingan ekonomi terjadi antara ritel modern dan ritel tradisional (yang seringkali direpresentasikan oleh pasar tradisional) (Kuncoro, 2008; Tambunan, 2008). Penetrasi pasar oleh ritel modern di kota-kota kecil, seperti convenience store (minimarket), menyebabkan catchment area yang semakin berkurang oleh ritel tradisional tersebut. Hal ini dapat dikaji melalui turn over yang dialami oleh ritel tradisional lokal. AC Nielsen (2005) memperlihatkan adanya share ritel tradisional yang semakin berkurang. Pada tingkat pemerintah kota umumnya diajukan intervensi berupa pengaturan lokasi untuk mengatasi masalah terkait penggunaan lahan yang tidak sesuai dan kegiatan ritel yang saling berkompetisi. Namun, pengembangan kebijakan yang mengkaitkan antara pengaruh perkembangan ritel modern terhadap ritel tradisional di kota-kota kecil belum memiliki landasan studi yang memadai. Riset ini memberikan landasan bagi pengembangan kebijakan perekonomian kota yang lebih adil (just).
Tujuan dari riset ini adalah melakukan penilaian terhadap pengaruh ekonomi dari perkembangan ritel modern di kota-kota kecil. Aspek pertama yang ingin dikaji adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya, disamping berbagai komponen-komponen yang memberi dampak terhadap perekonomian kota kecil.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural dalam studi ritel (Jones dan Simmons, 1990), yaitu untuk melihat konteks sistem permukiman dan struktur ritel yang mempengaruhi perkembangan ritel di kota-kota kecil, serta dampak-dampak akibat perkembangan ritel modern. Dari segi pendekatan studi, digunakan pendekatan kuantitatif. Dalam pengertian ini, dilaksanakan pengumpulan data melalui survei terhadap pengusaha ritel, baik tradisional maupun modern, serta rumah tangga di kota kecil.

Mitra 10 sukses menjadi ikon ritel bahan bangunan. Omsetnya terus naik. Kuncinya ada di 10 filosofi yang mereka anut.
Kunci sukses bisnis ritel, tidak hanya terletak pada “bagaimana menjual produk”. Tetapi, “bagaimana peritel itu mampu memuaskan pelanggan dalam banyak aspek”. Untuk mencapai sukses itu, banyak cara yang dapat dilakukan oleh peritel, salah satunya adalah membuat para pelanggan terkesan, hingga pada akhirnya mereka loyal.
Mitra 10, salah satu peritel besar di pasar barang bangunan, cukup peduli dalam menjawab setiap kebutuhan pelanggan di dalam bisnis ritelnya.
“Memahami kebutuhan pelanggan itu menjadi tugas mutlak kami,” tutur Emi Nuel, Presiden Director PT Catur Mitra Sejati Sentosa (PT CMSS), pengelola merek Mitra 10. Emi Nuel menyatakan bahwa Mitra 10 dalam pengembangannya tidak bisa melepaskan dari core business dan identitasnya sebagai destination store.
“Orang mencari keramik, granit, cat maupun sanitary product, referensi utamanya adalah Mitra 10. Kita terus berkembang. Assortment kami diperkaya dengan kategori lain yang sifatnya home improvement, seperti listrik dan lightning,” imbuh Emi..
Lebih lanjut Emi menyatakan bahwa secara perlahan-lahan Mitra 10 memfokuskan diri sebagai one stop concept, sebagai ritel bahan bangunan. Selama ini, Mitra 10 melayani tiga segmen konsumen, yakni pemilik rumah (home owner), kontraktor, dan korporat. Pendekatan promosi dan komunikasinya pun disesuaikan dengan tiga segmen tersebut.
Untuk segmen home owner, Mitra 10 tidak pernah putus membangun awareness setiap saat. Apalagi home owner kami adalah pasar terbesar—sekitar 90% di antara tiga segmen itu. “Kepada mereka kita selalu membangun apa yang kami sebut dengan store recall. Hal inilah yang membuat mereka kembali belanja ke toko kami lagi. Untuk mendekatkan pasar, kami juga kerap melakukan berbagai promosi, event, dan sebagainya,” katanya.
Segmen kontraktor, mempunyai karakter suka melobi harga dan pembayaran yang sedikit birokratis. Mitra 10 mendekati mereka dengan meluncurkan profesional membership card. “Mitra 10 juga bermitra dengan lembaga-lembaga keuangan untuk mengatasi problem finansial tadi,” kata Emi.
Sedangkan pelanggan kami dari segmen korporat, biasanya menjalin relasi dengan
Mitra 10 dalam rangka renovasi gedung. Level korporat ini bisa berupa mal, gedung, hotel, dan sebagainya. Mereka biasanya mempunyai maintenance budget. Untuk menjaga loyalitas mereka ini, Mitra 10 meluncurkan corporate account, yang memudahkan korporat melakukan akses permintaan produk. Bisa dengan telepon dan dijawab dengan free delivery. “Intinya, kita mau memberikan kemudahan konsumen mendapatkan servis. Kreativitas dalam mendekati ketiga segmen menjadi penting. Mitra 10 hadir sesuai dengan perubahan tingkah laku belanja masyarakat Indonesia,” katanya.
Penyesuaian dengan pola belanja masyarakat Indonesia menjadi perhatian penting, sejak Mitra 10 didirikan tahun 1996 oleh PT Catur Mitra Sejati Sentosa—subsidi dari induk PT Catur Sentosa Adiprana.
Kini, Mitra 10 sudah memiliki 24 outlet, termasuk Mitra 10 Express. Outlet-outlet itu tersebar ke seluruh daerah di Indonesia. Tahun 2001, Mitra 10 mendirikan satu anak perusahaan bernama PT Mitra Bali Indah, yang berbasis di Indonesia bagian Timur. Usai membuka outlet di Denpasar, Bali – Mitra 10 di bawah anak perusahaan yang sama, mendirikan outlet di Surabaya tahun 2002.
Tak hanya itu. untuk menerapkan konsep cabang yang lebih besar, dan mengusung kenyamanan berbelanja– Mitra 10 mendirikan beberapa superstorenya di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat dengan luas ± 1300 m2, di Cibubur dengan luas ± 1000 m2, di Percetakan Negara, dengan luas ± 2000 m2, di Mauk ± 4000 m2, dan di Batam dengan luas ± 2200 m2.
Sepertinya Mitra 10 terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001, omset PT CMSS meningkat sebesar 30%. Pada tahun berikutnya mengalami peningkatan sebesar 28%. Pada 2003, omset Mitra 10 meningkat hingga 30%. Tahun 2004, mengalami peningkatan cukup spektakuler hingga 100% atau sebesar Rp 165,3 miliar.
Asal tahu saja, hingga April 2009, Mitra 10 mampu meningkatkan penjualan sebesar 15%, atau menjadi Rp 166,16 miliar, yang bersumber dari penjualan keramik, yang memberi kontribusi sekitar 29% dari total pendapatan Mitra 10.
“Pada tahun ini, kita menargetkan pertumbuhan penjualan minimal 20%,” kata Emi optimistis.
Kesuksesan yang diperoleh Mitra 10 itu tentu tidak jatuh dari langit. Itu merupakan proses panjang yang terintegrasi dalam seluruh kinerja dan komponen timnya. Menurut Emi, Mitra 10 memiliki 10 falsafah yang selama ini dianut oleh seluruh tim Mitra 10. Berkat 10 falsafah itu, mengantarkannya pada service quality excellence. “Kita ingin membuat pelanggan nyaman dan terkesan sejak pertama kali masuk ke halaman parkir hingga ke dalam outlet kami,” kata Emi bersemangat.
Dari sisi outlet, Mitra 10 menata ruangan sebaik mungkin sehingga pelanggan bisa melihat suarana rapi, bersih, nyaman, dan sebagainya. “Ini perwujudan dari upaya improve tangible things kami. Mitra 10 komit untuk memberikan apa yang sudah dijanjikan kepada pelanggan. Selain itu, outlet kami benar-benar mau membebaskan pelanggan dari keraguan, risiko, dan bahaya,” tandasnya.
Bagi Mitra 10, servis yang bersahabat adalah penting. “Keramahan, semangat siap membantu dari tim cukup menentukan kepuasan pelanggan. Kita juga menyediakan akses yang mudah dihubungi pelanggan. Terbuka juga pada setiap feed back dari pelanggan. Kita juga mengusung kredibilitas sekaligus kompetensi yang membuat pelanggan semakin percaya. Ini upaya dalam membangun experiencial marketing,” imbuhnya.
Untuk membangun sebuah tim yang solid, Mitra 10 menyedikan program menservis karyawannya sendiri, dengan training dan sebagainya. “Bagi saya tidak ada customer satisfaction kalau tidak diawali dengan adanya employee satisfaction,” tandasnya.
Dari sisi teknologi, Mitra 10 menggunakan teknologi Gold asal Prancis untuk mengelola sistem kerja di masing-masing outlet. Outlet ukuran besar biasanya menampung sekitar 25 ribu jenis produk. Ukuran tengah menampung sekitar 15 ribu jenis barang. Sementara, Mitra 10 Express menampung sekitar 7.500 item barang.
“Ke depannya, terutama dalam menghadapi kompetisi, Mitra 10 akan terus meningkatkan dan memenangkan persepsi customer. Untuk strategi harga, kami akan tetap mengusung price integrity. Kami juga akan menambah outlet, untuk mengakuisi lokasi yang strategis,” tegas Emi.

BISNIS RITEL ONLINE CHINA KIAN MARAK
MajalahFranchise.com - Bisnis Ritel online di negara Cina kian marak. Sebuah badan riset di negara tersebut mengungkapkan, volume total penjualan ritel melalui internet di negara itu mencapai 342 miliar yuan RMB, meningkat 52 persen dibandingkan dengan periode yang sam tahun sebelumnya.
Lembaga tersebut juga memprediksi, persentase pembelian barang lewat internet dalam volume total penjualan ritel barang konsumen sosial juga bertambah sampai 2.7 persen dari 1.8 persen tahun lalu.
Analis menunjukkan, bisnis elektronik dan bisnis ritel di internet China akan memasuki periode perkembangan yang cepat, hal ini mengundang minat besar kalangan investor.
Namun demikian, sejurus dengan perkembangan bisnis elektronik Tiongkok, infrastruktur di bidang logistik dan pembayaran tetap mejadi kendala. Dikatakan pertumbuhan generasi muda di negara itu kian menambah tingkat transaksi ritel onlne.


Omzet Ritel Modern Capai Rp 77 Triliun @ mesin kasir
Omzet penjualan bisnis ritel modern nasional diperkirakan bertumbuh sekitar 5-10% pada 2009 menjadi Rp 73,5-77 triliun dibandingkan 2008 yang ditaksir Rp 70 triliun.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Benjamin Mailool, target itu dapat tercapai jika peritel konsisten menjaga cash flow agar efektif. Selain itu, perusahaan harus realistis dan hati-hati berekspansi meski tetap optimistis menghadapi 2009.
“Kami juga berharap pemerintah tidak menerbitkan kebijakan yang justru mengganggu kinerja dunia usaha dan iklim bisnis di Indonesia. Kebijakan pemerintah seharusnya pro pasar dan tidak mengintervensi kebebasan bertransaksi antardunia usaha,” kata Benjamin kepada Investor Daily di Jakarta, akhir pekan lalu.
Selain itu, lanjut dia, sebelumnya pemerintah sudah memberikan stimulus berupa insentif penurunan suku bunga Bank Indonesia dan harga bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan itu, ujar dia, perlu didukung dengan stimulus untuk mendorong likuiditas konsumen dengan menurunkan suku bunga kredit konsumsi. Sementara itu, tutur Benjamin, kebijakan-kebijakan tata niaga diharapkan tidak berdampak negatif pada distribusi barang dan kreatifitas sektor usaha.
Di sisi lain Benjamin mengakui, 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan akibat terpaan krisis finansial yang menggoncang sektor riil. Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor riil nasional, lanjut dia, berdampak negatif pada kemampuan membeli konsumen.

Pasokan Properti
Selain itu, lanjut dia, sektor ritel modern nasional menghadapi tantangan dari sektor properti menyusul kredit properti yang tidak lancar. Akibatnya, kata dia, beberapa mal menunda pembangunan dan operasi sehingga peritel juga menunda ekspansi gerai baru.
Dia menuturkan, hambatan juga datang dari lini pemasok yakni kekhawatiran terjadinya keterlambatan pasokan barang. Sehingga, kata dia, peritel di lini depan rantai peredaran barang terpaksa berhati-hati dan pesimistis menjalani tahun 2009.
“Selanjutnya bagaimana masalah dan tantangan itu diatasi? Karena itu, kami wait and see menghadapi 2009,” kata Benjamin.
Secara terpisah, Corporate Communication Director PT Matahari Putra Prima Tbk (Matahari) DannyKojongian mengatakan, penjualan pada 2008 diperkirakan bertumbuh 17-22% menjadi Rp 11,5-12 triliun dibandingkan 2007 yang sebesar Rp 9,8 triliun. Dia menuturkan, angka itu lebih tinggi dibandingkan target perusahaan pada awal 2008 yang senilai Rp 11,3-11,5 triliun.
Sementara itu, kata dia, belanja modal perseroan pada 2009 ditargetkan sebesar Rp 600 miliar. Menurut Danny, dana itu dialokasikan untuk membukan gerai baru dan meningkatkan kinerja perusahaan sepanjang 2009.
“Tahun ini (2009) kami hanya akan membuka 3-4 gerai baru untuk departement store dan fokus merealisasikan target membuka 38 gerai Times Bookstores. Saat ini, lima dari target itu sudah direalisasikan pada 2008,” kata Danny, beberapa waktu lalu.
Pada 2009, Matahari agresif berekspansi di divisi Times Bookstores karena prospek bisnis buku di Indonesia masih besar. Hal itu, kata dia, tampak dari antusias konsumen dari atas kehadiran lima gerai pertama Times Bookstores pada 2008.

Akuisisi Makro Oleh Lottemart Membuat Persaingan di Bisnis Ritel Semakin Ketat
Senior Manager Retail Cushman & Wakefield Soany Gunawan mengatakan akuisisi Makro oleh Lottemart Wholesale dan pembelian 40% saham Carrefour beberapa waktu lalu akan menjadikan kompetisi ritel semakin ketat.

Lottemart menyemarakan bisnis ritel atau membuat semakin terhimpitnya ritel kecil?

“Dalam dua tahun ke depan persaingan di bisnis ritel semakin ketat karena pengaruh perubahan kepemilikan di kedua hipermarket [Carrefour dan Lottemart] ,” katanya, hari ini.
Lottemart, lanjutnya ke depan akan merambah ke pusat belanja seperti halnya ritel lainnya untuk membuka gerai, yang mana saat ini Lottemart masih menempati outlet sendiri.
Kepala Riset Chusman & Wakefield Arief Rahardjo menambahkan untuk lokasi pusat belanja yang dilirik tenant mulai bergerak ke arah pusat belanja di luar pusat bisnis (CBD) dan pusat belanja klasik [Mangga Dua] .
“Tidak hanya fokus di pusat kawasan bisnis dan pusat perbelanjaan klasik,” katanya, hari ini.
Sementara untuk sewa ruang di pusat perbelanjaan pada kuartal II/2010 sebesar Rp597.000 per meter persegi per bulan, atau mengalami kenaikan 1,8% dari kuartal sebelumnya.

Usaha Waralaba Minimarket Bisnis Retail Aman dan Rendah Resiko
Banyak cara dilakukan orang untuk memulai usaha. Mulai dari bisnis eceran hingga mendirikan perusahaan sendiri. Di bisnis ritel, salah satu yang digemari masyarakat adalah usaha waralaba minimarket. Bisnis ini diminati karena dinilai aman, tahan terhadap dampak krisis global, dan berisiko rendah.Banyak Pengusaha mengakui bisnis ini aman untuk masa mendatang. Selain risiko yang dihadapi rendah, krisis ekonomi global beberapa waktu lalu tidak terlalu berdampak terhadap penurunan bisnis ritel. Apalagi ditambah budaya masyarakat Indonesia yang masih konsumtif juga cukup berpengaruh. Sekarang ini siapa yang tidak membeli kebutuhan pokok.
Disitu Minimarket adalah usaha dibidang retail dibawah managemen CV. DISITU SUKSES MAKMUR Balikpapan. Telah berpengalaman lebih dari 4 tahun dibidang retail , memiliki ciri khas layanan , telah dikenal oleh pelanggan , terbukti memberikan keuntungan signifikan . Usaha retail dengan kemitraan Disitu Minimarket bisa dimulai dengan modal kecil , SOP yang mudah dioperasikan oleh calon mitra , dan memiliki kemampuan mencapai BEP lebih cepat dari franchise sejenis. Kemitraan Disitu Minimarket adalah salah satu alternative solusi bagi anda yang masih susah menangkap peluang bisnis dan ingin mewujudkannya.


Thamra, Toko Kurma Ekslusif Pertama di Indonesia
Sejak lama, kurma dikenal sebagai buah khas Timur Tengah yang banyak manfaatnya bagi kesehatan manusia. Sehingga banyak orang mengonsumsi kurma, bukan hanya sebagai makanan sehari-hari, tapi juga sebagai alternatif untuk menjaga kesehatan fisik. Para pengusaha pun semakin kreatif dalam mengolah kurma. Sekarang, kita bisa menemukan beraneka ragam makanan olahan yang berbahan utama buah kurma, mulai dari permen, coklat, kue, bahkan kopi kurma.
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya Muslim, Indonesia menjadi salah satu pangsa pasar potensial penjualan kurma dan berbagai produk olahannya. Apalagi menjelang bulan Ramadhan ini, permintaan pasar akan buah kurma biasanya meningkat dibandingkan hari-hari biasa. Minat masyarakat Muslim Indonesia akan kurma-kurma berkualitas dan peluang pasar yang besar inilah, yang dibidik oleh Abdulkarem Saeed Mareai Talib untuk membangun bisnis toko kurma, khususnya di Jakarta.
Di bawah naungan PT Duta Karimah yang didirikan tahun 2009, Abdulkarem membuka toko kurma eksklusif "Thamra" yang menawarkan sekitar 40 jenis kurma berkualitas asal Arab Saudi. Bisnis yang dibangun Abdulkarem ini terbilang sukses karena sekarang Abdulkarem sudah membuka lima butik "Thamra" di Jakarta, antara lain di Mall Artha Gading, Pusat Grosir Cililitan, di Jalan Raden Inten II Jakarta-Timur, Jl. Arteri Pondok Indah dan di Jalan Hang Lekir II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kelima toko itu target pasarnya memang kalangan kelas menengah ke atas. Namun untuk menjangkau semua lapisan konsumen di Indonesia, Abdulkarem membuka toko kurma "Al-Barakah" di Jl. Cipinang Besar Selatan No.3A Jatinegara Jakarta Timur dan di kawasan Cisarua Puncak untuk kalangan pembeli kelas menengah ke bawah.
Sama halnya dengan "Thamra", toko kurma Al-Barakah juga dalam naungan PT Duta Karimah yang sekarang dipimpin oleh Marie Amir Talib, sebagai komisaris utama dan Muhammad Talib selaku direktur utama. Dua orang inilah yang membantu Abdulkarem mewujudkan berdirinya toko kurma Thamra.
Cerita Dibalik Berdirinya "Thamra"
Toko kurma Thamra adalah usaha pertama yang dibangun Abdulkarem di Indonesia. Ide untuk mendirikan "Thamra", berawal karena Abdulkarem kerap diminta oleh teman-teman dan koleganya untuk membawakan kurma berkualitas dari Arab Saudi, setiap kali ia berkunjung ke Indonesia. Dari pengalaman itu, timbul pemikiran, mengapa harus jauh-jauh membeli kurma ke Arab Saudi, mengapa tidak menyediakan saja kurma-kurma itu di Jakarta.
Setelah melakukan analisa mendalam, Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang, merupakan pasar yang potensial bagi bisnis kurma. Berdasarkan analisa ini, Abdulkarem memutuskan untuk membangun bisnis toko kurma yang diberi nama "Thamra" dengan basis di Jakarta.
Thamra berasal dari bahasa Arab "Tamr" yang atinya kurma. "Bagi masyarakat Arab, kurma adalah buah yang sangat berharga, sehingga pada zaman dulu, orang Arab kerap memberi nama anak perempuan mereka dengan nama Tamara, dari kata Tamr, dengan harapan anak perempuan mereka akan secantik pohon kurma," kata Abdulkarem pada Eramuslim.
Perlahan tapi pasti, bisnis toko kurma yang dibangun bapak tiga putra itu, berkembang pesat. Toko kurma Thamra makin dikenal banyak orang, dan tingkat penjualannya terus meningkat, karena makin banyak orang Indonesia yang mengetahui manfaat kurma untuk kesehatan. Permintaan pun meluas bukan hanya dari Jakarta, tapi juga dari berbagai daerah di Indonesia seperti Lampung, Medan, Surabaya, sampai Makasar.
Menurut Abdulkarem, kurma-kurma yang dipasok ke Indonesia kebanyakan kurma dari Mesir, Iran dan Tunisia. Namun toko kurma Thamra hanya menyediakan kurma-kurma dari Arab Saudi. Dari ratusan jenis kurma yang ada di Saudi, kata Abdulkarem, Thamra menjual 40 jenis kurma berkualitas dengan kisaran harga Rp.40.000/kg sampai Rp.450.000/kg.
"Dari puluhan jenis kurma yang ada di Thamra, yang paling laris adalah jenis kurma Ajwa. Di kalangan kaum Muslimin, kurma ini juga dikenal dengan sebutan kurma Nabi," ujar Abdulkarem.
Jenis kurma lainnya yang menjadi favorit konsumen di Indonesia adalah kurma Majdoul, atau dikenal dengan nama kurma California. Jenis kurma ini berukuran besar dengan rasa manis sedang, berkulit tipis, berwarna coklat, dan dagingnya kenyal serta segar, berwarna seperti Amber.
Untuk mendapatkan dan menjaga pasokan kurma bagi bisnisnya di Indonesia, Abdulkarem bekerja sama dengan perkebunan kurma di Arab Saudi dan dengan Thamra Al Tumur Trading East, perusahaan distributor produk kurma.
Dalam membangun bisnisnya, Abdulkarem mengakui tidak lepas dari berbagai kendala. Kendala yang kerap dihadapinya saat ingin memperluas usaha adalah sistem birokrasi di Indonesia yang menurutnya rumit dan kurang mendukung iklim investasi, serta kendala sumber daya manusia yang kurang memiliki daya juang dan kurang gigih dalam menjalankan bisnis ritel.

Toyota Motor

Toyota Motor adalah perusahaan otomotif multinasional yang bermarkas besar di Toyota, Aichi, Jepang. Toyota Motor didirikan sejak tahun 1937 oleh Kiichiro Toyoda. Toyota Motor sukses menjadi produsen otomotif terbesar di dunia. Sebut saja Toyota Camry, Toyota Prius, Toyota RAV4, dll adalah mobil-mobil mewah asal pabrikan dari Jepang. Kini Toyota juga dikenal sebagai perusahaan yang mengembangkan robotic yang canggih. Toyota Motor menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia dengan pendapatan di tahun 2011 sebesar 221.760.000 dolar dan keutungan sebesar 4.766.000 dollar serta memiliki karyawan sebanyak lebih dari 317 ribu karyawan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Presiden Direktur Toyota Motor Corp, Akio Toyoda, punya hubungan khusus dengan mobil Toyota Kijang yang legendaris di Indonesia. Rupanya, ketika Toyota memutuskan untuk memproduksi jenis Kijang, adalah Toyoda yang bertanggungjawab atas proyek ini.
"karena itu kijang Innova menempati posisi spesial di hati saya," kata Toyoda di kantor Wapres, Selasa.

Kijang Buaya
Dalam sejarahnya, Toyota Kijang sudah mondar-mandir di jalanan Indonesia sejak 1977. ketika itu Kijang yang pertama berbentuk mobil bak terbuka yang sederhana. Engsel pintunya bahkan tampak di sisi luar. Jendela mobil bahkan dari terpal dan ditutup plastik.
Mobil awal ini diberi mesin tipe 3K berkkuatan 1.200 CC dengan empat transmisi. Ada julukan pula bagi mobil ini. Karena hidungnya atau kap mesinnya yang unik, yaitu dibuka ke samping, maka ia disebut Kijang Buaya. Angka penjualannya mencapai 26.806 unit.
Kijang Doyok
Empat tahun kemudian Toyota mengeluarkan versi terbaru dari Kijang Buaya. Mobilnya mengalami beberapa perubahan. Engsel pintu yang mirip engsel pintu rumah yang di dalam, kap mesinnya tak lagi membuka ke samping tapi ke atas, serta adanya grill dan permukaan pintu yang serupa dengan body mobil. Mesinnya meningkat menjadi 1.300 cc
Kijang ini kemudian disebut 'Kijang Doyok'. Kabarnya kata 'Doyok' mengambil dari komik populer di koran ibukota waktu itu.
Pada 1982, generasi kedua ini mengalami penyempurnaan dengan penambahan kunci pintu kanan. Tahun 1983, transmisi dan differential-nya disempurnakan, sekaligus dilakukan penambahan booster untuk sistem pengereman. Gril dan bumper bagian depan diubah dengan tampilan yang lebih menarik.
Perubahan masif terjadi pada 1985. Ketika Toyota menelurkan Toyota mesin 5K dengan kapasitas 1.500 cc. Meskipun kapasitas silinder yang dimilikinya lebih besar, ternyata konsumsi bahan bakarnya masih lebih hemat sekitar lima persen dibandingkan tipe sebelumnya.
Dalam lima tahun produksinya, Kijang ini laris manis di pasaran. Tercatat ia terjual 100 ribu unit lebih.


Kijang Super dan Grand
Setahun setelah perubahan di bagian mesin, Toyota merubah total eksteriornya. Mereka memperkenalkan teknologi Full Pressed Body. Teknologi ini bisa mengurangi bobot kendaraan dua sampai lima kilogram.
Di era Kijang Super inilah diperkenalkan varian Kijang Pendek dan Kijang Panjang. Toyota juga membuat varian transmisi, dari empat transmisi menjadi lima transmisi.
Pada 1992, Toyota menelurkan generasi Kijang Mewah, Kijang Grand. Dari sisi body, mobil ini menggunakan teknologi sedan, yaitu mesin press berkekuataan besar. Body-nya diklaim bebas dempul dan disamakan dengan produksi sedan.
Eksterior Kijang Grand pun makin manis. Dengan lampu depan baru, grill, dan bumper belakang. Interiornya, selain mengubah bentuk dashboard , Toyota juga menambahkan AC double blower untuk tipe Grand Extra. Kijang generasi ketiga ini berhasil membukukan angka penjualan sebanyak 492.123 unit.

Kijang Kapsul
Januari 1997, wajah Kijang kembali berubah. Kali ini total. Sebutannya pun jadi Kijang kapsul karena lekuk tubuhnya yang lebih aerodinamis.
Untuk chasis long tipe Deluxe dan Grand, tempat duduk bagian belakang menghadap ke depan dan bisa dilipat, sehingga menambah kenyamanan penumpang. Dashboard-nya juga mengalami perubahan total.
Pada Februari 2000, dilakukan penyegaran tampilan eksterior dan interior, yang meliputi perubahan pada lampu, bumper dan dashboard-nya.
Kijang EFI berkapasitas 2.000 cc diluncurkan pada bulan September 2000, dengan mesin bertipe baru, 1RZ-E untuk variant Grand dan Krista, sebagai tambahan tipe K yang selama 20 tahun telah diakui kehandalannya. Penjualan Kijang generasi keempat ini telah mencapai angka 269.226 unit.

Innova
Pada 2005, Kijang kembali berubah. Dengan mengusung konsep kendaraan untuk pasar menengah, mereka memperkenalkan Kijang Innova. Kendaran ini dilempar pula ke negara lain dengan nama 'Innova'. Bentuknya jauh lebih aerodinamis dan futuristik. Dengan lekukan halus di seluruh bodynya. Generasi ini mencangkokkan mesin VVT-i 2.000 cc berkatup 16 DOHC. Ini memberi tenaga yang jauh lebih besar daripada Kijang generasi sebelumnya.


Royal Dutch Sell Perusahaan Tersukses Versi Fortune
Perusahaan minyak asal Belanda, Royal Dutch Sell, menggeser perusahaan ritel AS, untuk meraih posisi teratas dalam daftar 500 perusahaan tersukses di dunia versi majalah Fortune. Hal ini semakin mengokohkan posisi Shell sebagai salah satu perusahaan minyak terbaik di dunia.

Shell Perusahaan Terbesar Di Dunia 2009
Berdasarkan daftar terbaru yang dirilis Fortune, pada tahun 2008 Shell berhasil menarik pendapatan sebesar 458,361 juta dollar AS dengan laba 26,277 juta dollar AS. Meski secara prosentase Shell mengalami penurunan laba dibanding tahun 2007, hal tersebut tidak menghalangi Shell naik 2 peringkat untuk mencapai posisi puncak.
Bertengger di bawah Shell adalah kompetitor utamanya, Exxon Mobil. Exxon Mobil memang gagal meraih gelar juara sebagai perusahaan tersukses di dunia, tetapi setidaknya mereka berhasil meraih peringkat pertama sebagai perusahaan Amerika tersukses. Tercatat Exxon berhasil meraih pendapatan sebesar 442,851 juta dollar AS dan laba sebanyak 45,220 juta dollar AS.

Chevron
Perusahaan migas dan pertambangan ini sangat rajin menampilkan iklannya di televisi nasional Indonesia. Chevron adalah perusahaan energi multinasional asal San Ramon, California, AS yang beroperasi di lebih dari 180 negara. Kegiatan yang dilakukan Chevron adalah terlibat dalam setiap aspek seperti minyak, gas alam, industri energi panas bumi, eksplorasi, produksi, penyulingan hingga pemasaran. Pendapatan yang diterima Chevron tahun 2011 adalah sebesar $196.337.000 dengan keuntungan sebesar $ 19.024.000 dan memiliki karyawan sebanyak 62 ribu, maka tak heran jika Chevron menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia,
Chevron Pacific Indonesia (CPI) adalah anak perusahaan dari Chevron yang bertugas mengeksplorasi minyak yang ada di Riau. Sebelum diambil alih oleh Chevron, perusahaan ini bernama Caltex Pacific Indonesia. Para karyawan CPI ditempatkan di 4 kota di Riau yaitu Dumai, Duri, Minas dan Rumbai. CPI juga merupakan perusahaan minyak kontraktor terbesar di Indonesia, dengan produksi sudah mencapai 2 miliar barrel.

PT. Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) merupakan produsen minyak terbesar di Indonesia yang didirikan sejak tahun 1924 oleh Standart Oil Company Of California (SOCAL). Survey explorasi diawali di pulau Sumatra, Jawa Timur dan Kalimantan Timur yang dimulai pada tahun 1924 dipimpin oleh Emerson M.Butterworth mengadakan pengeboran minyak di daerah tersubut. Tim Butterworth juga melakukan survey explorasi di bagian utara pulau Papua dan terhenti karena Indonesia masih dibawah penjajahan Hindia Belanda.

Pada tahun 1930, tim tersebut mengajukan izin pengeboran minyak kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mengajukan pengeboran minyak di pulau tersebut, karena berdasarkan survey mereka menunjukkan bahwa daerah tersebut memiliki kandungan minyak yang cukup potensial. Pada tahun yang sama, pemerintah Hindia Belanda memberikan izin kepada SOCAL untuk melanjutkan eksplorasinya di daerah Sumatra Tengah dan dibentuk N,V. Nederlanche Pacifik Petroleum Maatchappij (NPPM) yang merupakan cikal bakal dari PT.Chevron Pacifik Indonesia pada bulan Juni 1930. Pada tahun 1935, SOCAL ditawari pemerintah daerah Hindia Belanda suatu daerah seluas 600.000 ha di daerah Sumatra Tengah. Kemudian James P . Bailey dari kantor SOCAL Jakarta merekomendasikan Rekan Block dan pada bulan Juli 1936 SOCAL atau TEXAS Company (TEXACO) yang merupakan dua perusahaan besar Amerika itu bergabung menjadi California Texas Petroleum Corporation (CALTEX).

Cadangan minyak yang pertama kali ditemukan Caltex terdapat dilapangan Sebanga pada bulan Agustus 1940. Kemudian berturut-turut pada bulan berukutnya ditemukan kembali cadangan-cadangan minyak yang baru antara lain lapangan Rantau Bais dan lapangan Duri yang masing-masing pada bulan November 1941. Pengeboran minyak di kawasan Riau dimulai pada tahun 1934. Pada tahun 1940 untuk pertama kalinya minyak mulai ditemukan dari lokasi sumur di Sebanga, dan pada tahun 1941 PT.Chevron Pacifik Indonesia (PT. CPI) menemukan ladang minyak di Duri.

Pada saat perang dunia II kegiatan eksplorasi dan pengeboran minyak oleh Caltex di Riau dihentikan. Semua ladang minyak Caltex di daerah itu diduduki dan dikuasai oleh tentara Jepang. Selama pendudukan Jepang, lading minyak Caltex tetap diusahakan oleh tentara Jepang untuk memenuhi kebutuhan minyak Jepang. Demikian pula selama perang kemerdekaan, Caltex menghentikan seluruh kegiatannya di Indonesia. Caltex mulai aktif lagi berproduksi setelah perang kemerdekaan usai.

Sekitar tahun 1949-1950, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk menasionalisasikan perusahaan penghasil minyak di Indosesia yang dimiliki oleh Belanda, namun secara tidak langsung keputusan itu mengancam kedudukan Caltex sebagai salah satu penghasil minyak asing terbesar di Indonesia. Pada tahun 1950-an Caltex telah menginvestasikan modalnya lebih dari US$ 50 juta di Indonesia. Selain itu ditemukan ladang minyak di Minas pada tahun 1944 oleh Jepang yang terbukti memiliki potensi sebagai penghasil minyak terbesar di dunia. Menjelang tahun 1958, produksi minyak Caltex telah mencapai 200.000 barrel per hari.

Upaya menasionalisasikan perusahaan asing di Indonesia datur dalam undang-undang No. 44 tahun 1960. Berdasarkan UU tersebut ditetapkan bahwa semua kegiatan penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia hanya dilakukan oleh perusahaan minyak negara (Pertamina). Pada tahun 1963, Caltex menjadi bahan hukum di Indonesia dengan pemilikan saham masing-masing 50% SOCAL dan 50% TEXACO.

Ladang minyak Duri memberikan sumbangan sebesar 8% total produksi minyak Indonesia dan 42% dari seluruh produksi minyak PT. CPI mengalami penurunan produksi sejak tahun 1964. Penurunan produksi dari ladang minyak duri sangat memprihatinkan, karena hal itu sangat berpengaruh pada economic life expectancy dari perusahaan ini. Untuk mengatasi masalah tersebut PT. CPI menciptakan proyek injeksi uap di ladang minyak Duri. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Suharto pada tanggal 3 Maret 1990. Injeksi uap ini merupakan teknologi baru PT. CPI yang mutakhir yang dapat mempermudah penyedotan minyak dari perut bumi. Dengan menerapkan teknologi baru tersebut, PT. CPI mengharapkan produksi minyak yang besar dari ladang minyak Duri dapat dilipat gandakan.

Rancangan injeksi uap ini diterapkan secara efekfif pada ladang minyak dengan pola yang bervariasi, diantaranya pola titik tujuh, yaitu satu sumur injeksi untuk enam sumur produksi, pola lima atau Sembilan titik. Pada tanggal 9 Agustus 1971, PT. CPI menandatangani kontrak bagi hasil untuk derah operasi baru seluas 21.979 km2 di wilayah Coastal Plains dan Pekanbaru. Wilayah kerja sebelumnya yang dikenal dengan sebutan Kangguru Block seluas 9.030 km2 diperpanjang masa operasinya sampai dengan tanggal 8 Agustus 2001. Rasio pembagian untuk kontrak bagi hasil yang disepakati sampai saat ini antara pemerintah (Pertamina) dan PT. CPI, adalah 88% dan 12%, ditambah dengan ketentuan khusus berupa fleksibilitas atau inisiatif bagi PT. CPI untuk hal-hal tertentu.

Produksi minyak mentah Caltex mencapai 65,8% pada tahun 1974 dan menurun menjadi 46,5% pada tahun 1990. Meskipun terjadi penurunan produksi, Caltex tetap menguasai pangsa produksi sebesar 75% secara nasiaonal, sedangkan Pertamina dan Unocal mengalami penurunan produksi. Perjanjian karya berakhir pada tanggal 28 Agustus 1983 dan diperpanjang manjadi “Kontrak Bagi Hasil” (Production Sharing Contract) sampai tangal 8 Agustus 2001 dengan wilayah seluas 31.700 km2. Dalam kontrak tersebut ditetapkan bahwa pertamina adalah manajemen pengendali operasional dan yang menyetujui program kerja anggaran tahunan. PT. CPI sebagai kontraktor berkewajiban melaksanakan kegiatan operasional dan penyediaan keahlian teknis dan investasi serta biaya operasional dan penyediaan keahlian teknis dan investasi serta biaya operasi. Rasio pembagian untuk kontrak bagi hasil yang disepakati sampai saat ini adalah sebesar 88% untuk pertamina dan 12% untuk PT. CPI untuk hal-hal tertentu.

Pada 9 Oktober 2001 dua perusahaan besar induk PT. CPI yaitu Chevron dan Texaco tergabung (merger) menjadi Chevron Texaco. Dan perusahaan Chevron Texaco salah satu perusahaan energi terbesar di dunia.
Pada bulan Mei 2005 Chevron Texaco merubah namanya menjadi Chevron Corporation. Dan pada tanggal 10 Agustus 2005 Chevron bergabung dengan Unocal, dengan menggunakan satu nama perusahaan yaitu Chevron. Nama tersebut digunakan sampai saat ini.