Selasa, 13 Maret 2012

TUGAS 1

Nama : Nurul Kartika Pradini
Kelas : 3DD03
NPM : 31209404
Mata kuliah : Manajemen Ritel (softskill)

Tugas 1
Latar belakang Manajemen Ritel
Bisnis ritel saat ini mengalami perkembangan yang pesat, khususnya di Indonesia. Hal ini ditandai dngan makin banyak bermunculan bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel modern maupun bisnis ritel yang baru lahir. Hal ini pun menuntut bisnis ritel untuk mengubah pandangan lama pengelolaan ritel tradisional menjadi pandangan pengelolaan ritel modern. (Christina Whidya Utami (2010:3).
Perkembangan bisnis ritel di Indonesia dewasa ini sedang berkembang amat pesat. Munculnya ritel-ritel dunia di Indonesia makin menyemarakan keberadaan bisnis ini. Kebutuhan dan keinginan konsumen saat ini mengalami perubahan yang drastis, dimana dalam perkembanganya masyarakat menginginkan sarana dan kebutuhannya dekat dengan rumah. Hal inilah yang menyebabkan banyak peritel berusaha untuk membuka banyak gerai di banyak lokasi, demi memenuhi kebutuhan konsumennya. Saat ini telah banyak perusahaan ritel yang melayani konsumen dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Berbagai ritel berkembang baik hypermarket, departement-store, supermarket, minimarket, grosir, toko, dan sebagainya.
Berbagai ritel-ritel minimarket yang berkembang saat ini seperti Yomart, Alfamart, Indomart, Superindo, Alfamidi, dan pemain lokal lainnya. Dimana mereka saling bersaing dalam memperebutkan konsumen dengan membuka banyak Cabang. Meskipun dengan lokasi, segmen, dan produk yang hampir sama.
Untuk itulah setiap ritel minimarket berusaha memberikan kualitas pelayanan yang berbeda satu sama lain. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat membangun kepercayaan dimata pelanggan. Kualitas pelayanan bagi dunia usaha ritel sebenarnya adalah kunci yang membedakan suatu ritel dengan ritel lainnya (pesaing), dimana kualitas pelayanan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan (Christina Whidya Utami, 2010:294).
Kualitas pelayanan adalah satu-satunya atribut yang secara langsung dan secara tidak langsung mempengaruhi kepercayaan dan efeknya lebih kuat dari pada atribut lain (Sunghyup Sean Hyun (2010:251).
Menurut Farida Jasfar (2009:48) kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi konsumen. Hal ini berarti bahwa kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi konsumen. Persepsi konsumen terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas kinerja suatu jasa dari sudut pandang konsumen.
Kenyamanan dan kepercayaan penting bagi perusahaan karena sebuah usaha jasa perdagangan tidak dapat membangun hubungan yang sebenarnya. Tanpa adanya kenyamanan suasananya dan juga kepercayaan dari pelanggannya. Bagi perusahaan jasa perdagangan kepercayaan itu sangat penting peranannya dalam membina hubungan, terutama pada usaha ritel yang penuh ketidakpastian, resiko, dan kurangnya informasi kepada konsumennya atas pembelian produknya. Perusahaan yang sudah dipercaya akan berkurang ketidakpastiannya (uncertainly) maupun kerapuhannya (vulnerability), karena memiliki rasa percaya diri yang sangat baik, yang membuat perusahaan mampu mengatasi banyak masalah (Farida Jasfar (2000:167). Resiko yang tidak dapat dihindari dalam pembelian produk-produk intangible (jasa) menjadi sebuah keuntungan yang kompetitif bagi perusahaan untuk dapat memperoleh kepercayaan pelanggan akan keterandalan pelayanan yang diberikan. Inilah yang merupakan tantangan bagi perusahaan jasa, karena harus kelihatan terampil atau handal setiap saat dalam memberikan pelayanan (Griffin( 2005:102).

Definisi Manajemen Ritel
Menurut berman dan evans (2001:3) adalah terdiri atas aktivitas-aktivitas bisnis yang terlibat dalam menjual barang dan jasa kepada konsumen untuk kepentingan sendiri, keluarga maupun rumah tangga. Dari definisi diatas biasa dikatakan bahwa bisnis retail terdiri dari beberapa aktivitas yang saling mendukung dan mempengaruhi sehingga terjadi kegiatan perdagangan antara pedagang dan konsumen.
Jadi bisnis retail tidak bisa terdiri dari satu kegiatan saja. Setelah mengetahui definisi Manajemen dan Ritel, maka bisa dirumuskan manajemen ritel adalah pengaturan keseluruhan faktor-faktor yang berpengruh dalam perdagangan ritel, yaitu perdagangan langsung barang dan jasa kepada konsumen. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam bisnis ritel adalah place, price, product, dan promotion yang dikenal sebagai 4P.

Klasifikasi Ritel
1.Klasifikasi deskriptif
Pasar ritel dibagi menjadi 2 tipe, yaitu berdasarkan :
a)tipe  kepemilikan (type of ownership)
b)tipe keragaman barang yang dijual(type of merchandise carried)
2.Klasifikasi strategic
Pasar retel dibedakan berdasarkan strategi yang digunakan,yaitu :
a)margin/turnover strategy
b)retail price and service strategy
c)strategic group classification
d)gross margin – merchandise type classification
3.Klasifikasi tingkat pelayanan dibagi menjadi 4, yaitu :
a)penjualan eceran swalayan
b)penjualan eceran dengan memilih dendiri
Contoh : toko baju dipasar
c)penjualan eceran dengan penjualan terbatas
Contoh : toko elektronik
d)penjualan eceran dengan pelayanan penuh
Contoh : toko perhiasan,butik
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bisnis ritel adalah 4P yaitu Place, Price, Produck dan Promotion, Oleh karena itu sebelum memulia bisnis ini hendaknya kita harus sudah memahaminya dengan benar untuk memperkecil resiko kerugian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar